Ingatkan Kader PDIP Tak Korupsi, Pesan Megawati Dinilai Tak Sekadar Kata-kata

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai pernyataan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk mengingatkan kader agar menjauhi praktik korupsi. 

"Kalau kader-kader partai PDIP sayang dengan Bu Mega, jangan sekali-kali masuk wilayah (korup, red) bahkan niat untuk korupsi harus dihilangkan. Karena Bu Mega, adalah tokoh yang sudah membangun partai ini luar biasa," ujar Emrus dihubungi VOI, Rabu, 19 Mei.

Menurutnya, pernyataan Megawati yang menyebut 'tak kuat mendengar jika ada yang korupsi' bermakna sangat mendalam bukan hanya peringatan. Kalimat pengingat itu pun harus dijalankan seluruh kader untuk menjauhi perilaku korup agar ketua umum PDIP itu senang.

"Itu suatu pesan moral yang sangat luar biasa yang harus dicamkan oleh semua kader PDIP. Peringatan kepada kader-kadernya itu mengandung pesan yang sangat dalam. Dia itu di itu lebih tinggi daripada warning," jelas Emrus.

"Kalau ada kata-kata tak kuat itu lebih dalam dari sekedar warning jadi bermakna sangat dalam sekali. Oleh karena itu para kader PDIP agar mentaati mengikuti apa pesan dari ibu Megawati yang menurut saya sangat mengandung pesan yang pesan moral yang sangat mendalam," sambung dia.

Selain itu, pernyataan Megawati yang menyinggung beberapa hal seperti protokol kesehatan, sekaligus untuk mengingatkan dan menguatkan yang seharusnya dilakukan seorang pemimpin.

"Misalnya, bukankah orang tua kita mengingatkan untuk melakukan tata ibadah kita. Kan terus ingatkan dan juga diperkuat. Nah, apa yang disampaikan Ibu Megawati di halal bihalal itu adalah suatu hal yang tepat, baik sebagai seorang pemimpin di PDIP Perjuangan. Dia mengingatkan dan menguatkan kembali 2 poin tentang prokes dan terkait korupsi," terang Emrus.

Menurut Megawati, kata Emrus, pemerintah telah melakukan dengan baik pengendalian COVID-19, termasuk kepada pelayanan Puskesmas dan sebagainya. 

"Saya kira itu bagus sekali, tetapi ini kan kalau pelayanan kesehatan itu kan di level hilir, di hulunya belum dibicarakan oleh Ibu Megawati, yaitu adalah kesadaran sikap dan perilaku terhadap ketaatan protokol kesehatan," katanya.

Emrus menambahkan, Indonesia sudah melakukan tracing, testing dan treatment. Tetapi jauh daripada program komunikasi untuk menumbuhkan pengetahuan sikap dan perilaku harus disinggung.

"Sejatinya berkenan bu Megawati menyinggung tentang ini karena bukankah disiplin itu kita tidak lakukan karena tingkat kesadaran kita yang rendah, sikap kita, perilaku kita, jadi masih ada persoalan di komunikasi yaitu di hulu. Nah ini yang kemudian harus diperkuat oleh pemerintah dalam penanganan COVID-19," ujar Emrus.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berbicara soal keprihatinan dengan menurunnya kedisiplinan masyarakat dalam protokol kesehatan (prokes) termasuk mengingatkan kader agar tidak korupsi.

"Saya dan Pak Jokowi sama-sama prihatin bagaimana kedisiplinan terhadap prokes menurun, Hal itu terlihat saat mudik," kata Megawati dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 19 Mei. 

Hal ini disampaikan Megawati saat halalbihalal virtual dengan pengurus PDIP dan organisasi sayap partai dari seluruh Indonesia. Megawati kepada pengurus PDIP menceritakan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Halal bihalal tersebut dilakukan secara dialogis. Megawati berkali-kali mengundang pengurus daerahnya untuk berbicara. Tak terlihat ada kesulitan bagi Megawati untuk mengenali pengurus daerah tingkat kabupaten/kota yang diajaknya berbicara. 

Megawati mengajak sedikit bernostalgia ketika di awal-awal kepemimpinannya di partai. Termasuk ketika kantor partai pernah diserang di rezim Orde Baru. Juga ketika di awal-awal, dirinya harus berkeliling Indonesia dan melantik pengurus partai di kecamatan. Baginya, karakter demikian jangan sampai berubah. 

"Saya tak kuat mendengar jika ada yang ditangkap karena korupsi. Mencoreng nama partai. Harus ingat pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga. Karena itulah jangan korupsi,” ujar Megawati mengingatkan.