Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad menyoroti pernyataan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang menyinggung soal keprihatinan menurunnya kedisiplinan masyarakat dalam protokol kesehatan (prokes), dan kader korupsi pada acara halalbihalal pengurus partai.

 

Menurut Andriadi, sebagai penentu kebijakan Megawati mengingatkan 3 poin utama dalam pidatonya.

 

Pertama, keprihatinannya karena masih banyak masyarakat yang lalai terhadap prokes selama pandemi COVID-19 ini, khususnya terkait mudik lebaran serta mengajak para kader untuk mematuhi prokes.

 

Kedua, mengingatkan para kader untuk menjauhi praktek korupsi dan menegaskan kader yang terjaring sebagai koruptor sangat merugikan serta merusak nama besar PDIP. 

 

Ketiga, mengajak seluruh kader bekerja keras dalam memperjuangkan rakyat serta berjuang untuk kemenangan pada Pemilu 2024.

"Sangat penting bagi Megawati untuk mengingatkan seluruh kadernya, di mana saat ini PDIP sedang berkuasa baik di eksekutif maupun legislatif. Khususnya di tingkat nasional serta berkuasa di sebagian tingkat daerah di Indonesia agar menjaga amanat dan nama besar PDIP," ujar Andriadi kepada VOI, Kamis, 20 Mei.

Megawati, tambahnya, juga mewanti-wanti agar jangan sampai segelintir oknum kader bermasalah, lalu merusak PDIP dan dikhawatirkan akan berpengaruh pada pemilu 2024.

"PDIP mesti menjadikan pelajaran dari pengalaman Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu 2009 (20,4 persen) dan berkuasa baik di eksekutif maupun legislatif. Akibat banyak kader partai Demokrat terjerat kasus korupsi, sehingga pemilu 2014 Partai Demokrat nyungsep ke posisi keempat (10,19 persen)," jelas Andriadi.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berbicara soal keprihatinan dengan menurunnya kedisiplinan masyarakat dalam protokol kesehatan (prokes) termasuk mengingatkan kader agar tidak korupsi.

"Saya dan Pak Jokowi sama-sama prihatin bagaimana kedisiplinan terhadap prokes menurun, Hal itu terlihat saat mudik," kata Megawati dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 19 Mei. 

Hal ini disampaikan Megawati saat halalbihalal virtual dengan pengurus PDIP dan organisasi sayap partai dari seluruh Indonesia. Megawati kepada pengurus PDIP menceritakan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Halal bihalal tersebut dilakukan secara dialogis. Megawati berkali-kali mengundang pengurus daerahnya untuk berbicara. Tak terlihat ada kesulitan bagi Megawati untuk mengenali pengurus daerah tingkat kabupaten/kota yang diajaknya berbicara. 

Megawati mengajak sedikit bernostalgia ketika di awal kepemimpinannya di partai. Termasuk ketika kantor partai pernah diserang di rezim Orde Baru. Juga ketika di awal, dirinya harus berkeliling Indonesia dan melantik pengurus partai di kecamatan. Baginya, karakter demikian jangan sampai berubah. 

"Saya tak kuat mendengar jika ada yang ditangkap karena korupsi. Mencoreng nama partai. Harus ingat pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga. Karena itulah jangan korupsi,” ujar Megawati mengingatkan.