"Sangat penting bagi Megawati untuk mengingatkan seluruh kadernya, di mana saat ini PDIP sedang berkuasa baik di eksekutif maupun legislatif. Khususnya di tingkat nasional serta berkuasa di sebagian tingkat daerah di Indonesia agar menjaga amanat dan nama besar PDIP," ujar Andriadi kepada VOI, Kamis, 20 Mei.
BACA JUGA:
"PDIP mesti menjadikan pelajaran dari pengalaman Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu 2009 (20,4 persen) dan berkuasa baik di eksekutif maupun legislatif. Akibat banyak kader partai Demokrat terjerat kasus korupsi, sehingga pemilu 2014 Partai Demokrat nyungsep ke posisi keempat (10,19 persen)," jelas Andriadi.
"Saya dan Pak Jokowi sama-sama prihatin bagaimana kedisiplinan terhadap prokes menurun, Hal itu terlihat saat mudik," kata Megawati dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 19 Mei.
Hal ini disampaikan Megawati saat halalbihalal virtual dengan pengurus PDIP dan organisasi sayap partai dari seluruh Indonesia. Megawati kepada pengurus PDIP menceritakan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Halal bihalal tersebut dilakukan secara dialogis. Megawati berkali-kali mengundang pengurus daerahnya untuk berbicara. Tak terlihat ada kesulitan bagi Megawati untuk mengenali pengurus daerah tingkat kabupaten/kota yang diajaknya berbicara.
Megawati mengajak sedikit bernostalgia ketika di awal kepemimpinannya di partai. Termasuk ketika kantor partai pernah diserang di rezim Orde Baru. Juga ketika di awal, dirinya harus berkeliling Indonesia dan melantik pengurus partai di kecamatan. Baginya, karakter demikian jangan sampai berubah.
"Saya tak kuat mendengar jika ada yang ditangkap karena korupsi. Mencoreng nama partai. Harus ingat pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga. Karena itulah jangan korupsi,” ujar Megawati mengingatkan.