Masih Ingat Laskar Pelangi? Film Ini Punya Pengaruh Besar untuk Cut Mini

JAKARTA - Film Laskar Pelangi merupakan salah satu karya fenomenal di Indonesia. Mengantongi 4,6 juta penonton, film yang diadaptasi dari buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata ini masuk jajaran box office. LFilm garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada 26 September 2008 ini dibintangi oleh Cut Mini.

Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Peran Muslimah di Laskar Pelangi, melejitkan nama Cut Mini. 

Sebagai ibu guru di SD Muhammadiyah Gantong, Cut Mini dituntut menduplikasi semangat dari karakter yang benar-benar ada dan masih hidup.

"Anak-anak saya yang ada di Laskar Pelangi benar-benar melihat saya sebagai seorang guru. Padahal saya cuma seorang yang saat itu memerankan sebagai guru. Saya jatuh cinta dengan Muslimah," katanya.

Gara-gara peran inilah Cut Mini sangat mencintai anak-anak hingga kini. Banyak kegiatan sosial yang ditujukan untuk mendukung kegiatan anak. Meskipun sakit, kegiatan anak tetap menjadi prioritasnya. Anak, selalu berhasil membuatnya bangkit dan tersenyum. 

Cut Mini mengaku sangat tertarik dengan film Laskar Pelangi hingga meminta Riri benar-benar mempertimbangkan aktingnya. "Saya itu orangnya nggak pernah yang nanyain hasil casting. Tapi di Laskar Pelangi ini saya sampai penasaran. Minta dicasting, habis casting nggak dihubungi, nanyain, takut HP rusak jadi pesen nggak masuk," kenangnya.

Peran-peran lain selain Laskar Pelangi, meskipun cuma peran kecil, Cut Mini tak pernah menyepelekannya. "Saya menikmati peran saya yang cuma dua scene di film Posesif. Kemarin-kemarin mungkin sebagai ibu saya harus menata hati untuk meghadapi kenyataan yang terjadi di film. Begitu saya mendapat dua scene yang digarap oleh Edwin di film Posesif saya juga jatuh cinta. Tenyata saya bisa membuat emosi yang tinggi dan geram, bisa juga," katanya.

Beda lagi dengan pengalaman Cut Mini di film Athirah yang mengantarkannya sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam FFI 2016. "Begitu saya bermain Athirah, emosi saya ditekan. Rasa marah saya dihilangkan. Cuma ada banyak, banyak banget kebencian, harus banyak keikhlasan," jelasnya. 

Peran orang tua di film Dua Garis Biru juga menjadi pelajaran buatnya. "Susah buat saya untuk bilang peran mana yang saya suka. Saya jatuh cinta dengan peran-peran yang saya mainkan. Jadi saya tidak bisa memilih mana, karena saya suka apa yang saya kerjakan," kata Cut Mini

>