Menanti Revolusi Sistem Transportasi Masa Depan ala Hyperloop yang Didukung Konglomerat Richard Bronson

JAKARTA - Jika tidak ada aral melintang, revolusi sistem transportasi manusia boleh jadi akan di mulai dari sebuah gurun di utara Las Vegas, Amerika Serikat.

Tempat dimana Virgin Hyperloop, yang mitranya termasuk konglomerat dunia Richard Bronson dari Virgin Group, mengembangkan teknologi untuk pod penumpang yang akan meluncur dengan kecepatan hingga 750 mil per jam, melalui terowongan vakum yang hampir bebas udara menggunakan levitasi magnetik.

"Ini akan terasa seperti pesawat saat lepas landas dan begitu Anda berada pada kecepatan," kata salah satu pendiri dan Kepala Eksekutif Josh Giegel, melansir Reuters.

"Anda bahkan tidak akan mengalami turbulensi, karena sistem kami pada dasarnya mampu bereaksi sepenuhnya terhadap semua turbulensi itu. Pikirkan peredam bising tetapi peredam benturan, jika Anda mau," lanjutnya.

Bahan off-white dan kaca belakang membuat pod tampak lebih besar dan lebih 'mengundang' bagi pengguna baru, kata Giegel.

"Pod ini benar-benar perwujudan dari bagaimana kita mengambil sesuatu yang merupakan ide dan membuatnya menjadi sesuatu yang menjadi kenyataan untuk kita duduki?" sambung Giegel.

Pod tersebut akan menampung 28 penumpang dan dapat disesuaikan untuk jarak jauh dan pendek serta untuk kargo.

Meski masih pada tahap awal, Giegel memprediksi operasi komersial paling cepat 2027. Giegel mengatakan, ini bisa menjadi bentuk transportasi pertama dalam 100 tahun yang merevolusi perjalanan, seperti yang dilakukan mobil, kereta api dan pesawat.

Unit hyperloop lansiran Virgin Hyperloop. (Sumber: Virgin Hyperloop)

Untuk diketahui, ilmuwan roket Robert Goddard menemukan ide 'vactrain' di awal tahun 1900-an. Prancis mencoba mengembangkan Aerotrain pada 1960-an dan 1970-an, tetapi kurangnya dana mematikan proyek tersebut.

Kemudian, pengusaha Elon Musk menghidupkan kembali minat terhadap hal ini pada tahun 2013 dengan menjelaskan bagaimana sistem modern akan bekerja. Giegel, yang bekerja di Musk's SpaceX pada saat itu, mengatakan bahwa teknologi sekarang sedang mengejar ketertinggalan.

"Baterai yang diperlukan, elektronika daya, dan beberapa sensor sebelumnya belum siap. Kami berada di ujung paling baru dari kendaraan bertenaga baterai otonom berkecepatan tinggi," urai Giegel.

Virgin Hyperloop berambisi untuk mengembangkan rute penumpang pertamanya di India, di mana sistem transportasi kelebihan beban. Diikuti dengan pengembangan di Arab Saudi, yang kekurangan infrastruktur.

"Ini dimulai dengan dua orang mengendarai Hyperloop. Itu berakhir dengan ratusan juta orang mengendarai Hyperloop dan itulah tahun 2020-an, tahun 20-an yang menderu," harap Giegel.

Rencananya, pod tersebut akan dipajang di pameran Smithsonian Historic Arts and Industries Museum's "FUTURES" di Washington, Amerika Serikat pada akhir musim panas nanti.