Mendikbud-Ristek Nadiem Wajibkan Sekolah Buka Setelah Guru Divaksinasi
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim mewajibkan sekolah mengadakan kegiatan belajar tatap muka jika guru dan tenaga pendidik sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19.
"Pemerintah mengambil sikap bahwa Alhamdulillah guru-guru sudah jadi prioritas vaksinasi. Sehingga saat guru-guru tersebut sudah melalui vaksinasi, sekolah diwajibkan membuka opsi (pembelajaran) tatap muka," kata Nadiem dalam diskusi Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021 yang diselenggarakan DPP PDI Perjuangan (PDIP), Rabu, 5 Mei.
Dia menjelaskan ada beberapa opsi bagi sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, mulai dari rotasi kelas pagi dan sore atau kegiatan belajar di sekolah hanya diadakan dua hingga tiga kali seminggu.
Meski begitu, Nadiem menegaskan, keputusan siswa melakukan pembelajaran tatap muka tetap berada di tangan orang tua. Sebab, ada orang tua yang beranggapan belajar mengajar lebih efektif jika dilakukan secara tatap muka tapi ada juga yang takut anaknya terpapar COVID-19.
Baca juga:
- Mengerikan, Wanita 39 Tahun di Colorado AS Diserang dan Dimakan Beruang Hitam
- Aksi KKB Papua Makin Menjadi dan Bakar Fasilitas Umum: TNI-Polri Tak akan Mundur
- Rizieq Shihab dkk Ajukan Penangguhan Penahanan Jelang Lebaran, Hakim Pikir-Pikir
- Di Sidang Swab Tes RS UMMI Rizieq Shihab, Saksi Ahli Sebut Ada Unsur Kebohongan
"Jadi kemerdekaan bagi orang menentukan apa level risiko yang menurut mereka mereka ingin mengambil untuk anak anaknya. Tetapi sekolah diwajibkan melaksanakan tatap muka terbatas," ungkapnya.
Nadiem memaparkan, sebenarnya sudah ada beberapa sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka sejak awal 2021 lalu setelah mendapat persetujuan pemerintah daerah. Dalam pelaksanaannya, sekolah ini menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Misalnya, meniadakan kegiatan ektrakulikuler dan menutup kantin. Kemudian kapasitas kelas harus 50 persen dari jumlah siswa, mewajibkan memakai masker dan menyediakan sarana sanitasi untuk mencuci tangan.
"Mungkin tidak banyak orang tahu, tapi sebenarnya 25 persen dari sekolah kita sudah melaksanakan tatap muka. Tapi protokol kesehatan terhadap pembelajaran tatap muka itu sangat ketat," katanya.
Lebih lanjut, Nadiem berharap semua pihak mendukung pembelajaran tatap muka dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Terlebih pembelajaran tatap muka saat pandemi akan berbeda dengan biasanya.
"Kita harus sama-sama, tanggung jawab ada di semua pihak, termasuk orangtua yang bisa monitor sekolah dan prokes di sekolahnya. Setiap sekolah wajib memberi tatap muka dan full protokol kesehatan, tatap muka terbatas di mana sama sekali berbeda dengan sekolah biasa," pungkasnya.