Bagikan:

MEDAN - Wali Kota Medan Bobby Nasution menyampaikan, 80 persen pelajar berusia 12-18 tahun di daerahnya sudah mendapatkan suntikan vaksin. Jumlah ini dari 105.000 pelajar yang bisa divaksin.

Hal ini disampaikan Bobby Nasution saat menghadiri Rapat Koordinasi bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di Aula T. Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubsu.

Menurut Bobby Nasution, capaian ini berkat kerja keras Pemko Medan yang gencar melakukan vaksinasi bagi pelajar. Apalagi Pemko Medan juga menargetkan setiap harinya sebanyak 5.000 pelajar harus mendapatkan suntikan vaksinasi.

Dihadapan Nadiem Makarim, Edy Rahmayadi, Musa Rajekshah, dan Kepala Daerah lainnya yang mengikuti secara virtual, Bobby Nasution mengatakan untuk capaian vaksinasi terhadap para guru-guru dibawah wewenang Dinas Pendidikan Kota Medan yakni TK/PAUD, SD dan SMP sudah sebanyak 86 persen guru di Kota Medan telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

"Sisahnya untuk guru yang belum divaksin sebagian karena adanya komorbid dan ada juga yang sedang hamil atau masuk kedalam batas kehamilan yang tidak boleh divaksin," kata Bobby Nasution dilansir dari Pemkomedan, Selasa, 26 Oktober.

Dalam rapat koordinasi tersebut, Bobby Nasution juga turut memaparkan program guru penggerak yang menjadi program penting dari Mendikbud Ristek. Bobby Nasution menjelaskan, guru-guru sekolah yang mengikuti program guru penggerak sebanyak 11 guru PAUD, 55 guru SD dan 40 guru SMP.

"Semuanya telah mengikuti program guru penggerak tersebut," ujar Bobby Nasution.

Sementara itu, Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim mengatakan, dalam menggelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang paling penting adalah mengakselerasi vaksinasi dan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Berdasarkan semua riset, Nadiem mengatakan semuanya menunjukkan anak Indonesia telah kehilangan satu tahun pendidikan yang efektif sehingga dapat berdampak permanen apabila tidak segera disikapi.

"Apabila tidak segera disikapi berakibat terjadinya learning loss bagi anak didik, terutama bagi anak PAUD dan SD, PTMT ini sangat perlu dilakukan dibanding tingkat SMP dan SMA. Sebab, di tingkat PAUD dan SD yang paling rentan mengalami penurunan pembelajaran."kata Nadiem Makarim.

Oleh sebab itu Nadiem Makarim meminta kepada setiap Kepala Daerah agar memprioritaskan vaksinasi kepada guru, baru setelah itu para siswa yang berumur 12-18 tahun.

Disamping itu, lanjut Nadiem Makarim lagi dalam PTMT ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga akan mendorong dilakukannya testing secara random kepada guru dan murid tingkat nasional.

"Kami memohon dukungan dari setiap kepala daerah untuk mendukung kegiatan ini. Hal ini dilakukan agar diketahui positive rate di sekolah selama PTMT berlangsung,"ujarnya lagi.

Sedangkan terkait program guru penggerak, Nadiem menyampaikan bahwasannya ini merupakan program yang sangat penting karena akan membawa perubahan bagi guru-guru lainnya.

"Guru penggerak ini akan menjadi prioritas dalam menempati kedudukan kepala sekolah atau pengawas sekolah, maka mereka yang telah lulus seleksi program guru penggerak inilah yang akan diprioritaskan untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas di masing-masing daerah," jelasnya.