Dukung Program Larangan Mudik Pemerintah, Shinta Priwit Rilis Kangen Kutho Solo
JAKARTA - Musisi Shinta Priwit melepas single anyar bertajuk Kangen Kutho Solo pada 2 Mei kemarin. Lagu berlirik bahasa Jawa ini merupakan bentuk dukungan Shinta Priwit terhadap program larangan mudik yang digaungkan pemerintah.
Lagu ini sengaja dirilis menjelang Hari Raya Idulfitri. Selain sebagai dukungan terhadap pemerintah berkaitan larangan mudik agar angka kasus COVID-19 tidak meningkat, Shinta Priwit juga ingin memberi semangat kepada para perantau yang merasakan kerinduan akan kota asalnya.
”Lagu ini bercerita kerinduan seseorang yang sudah lama meninggalkan kota Solo, dan kerinduan terdalam dia ternyata kepada neneknya, suasana kota Solo dan juga kulinernya," kata Shinta Priwit dalam keterangan resmi yang diterima VOI.
Lagu dan lirik Kangen Kutho Solo diciptakan oleh Shinta Priwit, namun untuk menerjemahkan menjadi bahasa Jawa yang lebih halus, Shinta dibantu oleh Om Bambang Winarto (pamannya), Aishayuta (sahabatnya) dan Yustina (sepupunya).
Baca juga:
- Sosok di Balik Sukses Hits Global Weird Genius, Lathi, Sara Fajira Digaet Duo DJ Belanda Yellow Claw
- Rama Davis Bagikan Kisah Personal Lewat EP Here It Goes...
- Aiu Ratna Cuti Hamil, Astrid Basjar Jadi Vokalis Cokelat
- Kereta Rock and Roll Powerslaves Terus Melaju, Lagu Bayang Dirilis Ulang dengan Judul You Got Me
Musisi Yuyut Isabintoro kembali membantu Shinta Priwit dalam aransemen musik lagu ini, proses rekaman vokalnya dilakukan di Tracking Studio Purwokerto, Banyumas, dan mixing mastering-nya oleh Andre Mesa. Lagu ini tetap dikemas dalam balutan musik pop reggae.
Lagu Kangen Kutho Solo spesial dirilis sebelum Shinta Priwit melanjutkan jurus ke-6 pada rangkaian album 7URUS HIDUP MAKIN ASYIK.
Shinta Priwit juga sengaja merilis lagu ini bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap 2 Mei.
Dia ingin ikut mengampanyekan pelestarian penggunaan bahasa ibu (bahasa daerah) yang digaungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa).