Balada Seorang Ronaldo: Kuatkan Brand Global Juventus, Lemahkan Kekuatan Tim
JAKARTA - Juventus tak tersentuh di Serie A. Tujuh gelar berturut-turut menunjukkan bahwa mereka tangguh dibandingkan tim manapun di puncak sepak bola Italia. Ketika Bianconeri mendatangkan Cristiano Ronaldo pada 2018, klub mengarahkan pandangan mereka sedikit lebih tinggi, ke Liga Champions.
Namun, sejak itu, hal-hal tidak berjalan sesuai rencana. Meskipun kapten Portugal itu membantu Nyonya Tua memenangkan dua gelar Serie A lagi, mereka malah mengalami kemunduran di Eropa dengan keberadaan pemain nomor 7 di tim.
Lebih parahnya, musim ini Old Lady kehilangan gelar domestik untuk pertama kalinya sejak 2011.
Seperti yang cenderung terjadi, semua mata tertuju kepada pemenang Ballon d'Or lima kali dalam beberapa pekan terakhir. Dia mengakhiri beberapa pertandingan tanpa mencetak gol baik saat Juventus kalah maupun menang. CR7 bahkan sering terlihat kesal di akhir laga.
Dan begitu Ronaldo tampil cemerlang dengan mencetak dua gol untuk memimpin kemenangan comeback Juventus di Udinese pada hari Minggu, kontribusinya malah seperti dilupakan lantaran pada hari yang sama rival besar mereka Inter Milan meraih Scudetto. Ironis!
Baca juga:
- Inter Sabet Scudetto ke-19, Resmi Juara Italia Usai Atalanta Ditahan Imbang Sassuolo 1-1
- Arsenal Bakal Lego Bellerin, Siap Rekrut Max Aarons dari Norwich Seharga Rp605 Miliar
- Jelang Laga Tunda Barcelona Vs Granada, Koeman Sanjung Griezmann yang Penampilannya Makin Ciamik
- Harry Kane 'Kebelet' Ingin Trofi
Sudah jelas sejak awal musim 2020/21 bahwa musim ini akan berbeda bagi Juventus. AC Milan memimpin untuk sementara waktu, kemudian Inter mengambil alih dan Juve tidak pernah benar-benar menjadi pesaing.
Seandainya mereka berhasil bersaing di Eropa, mungkin kesalahan mereka di liga domestik bisa dimaafkan. Tetapi, bukan untuk pertama kalinya, mereka tersingkir lebih awal melawan tim yang seharusnya bisa mereka kalahkan.
Pada musim pertama Ronaldo di Italia, Ajax-lah yang mengalahkan mereka. Pada 2019/20 mereka gagal di tangan Lyon. Kemudian, musim ini mereka kalah dari Porto.
Tentu saja, Ronaldo tidak bisa jadi satu-satunya orang yang patut disalahkan atas kegagalan Bianconeri di kompetisi kasta tertinggi di Eropa. Tetapi kenyataannya, Juventus adalah tim yang lebih baik sebelum mereka merekrutnya. Ya, Bianconeri mencapai dua final Liga Champions dalam tiga tahun antara 2015 dan 2017.
Benar sekali! Ronaldo telah meningkatkan brand global Juventus, dia telah menghasilkan banyak uang untuk tim di luar lapangan dan dia telah mencetak banyak gol. Tetapi Juventus mutlak gagal dalam tiga musim Ronaldo berada di Turin. Itu adalah fakta yang tak terhindarkan.