Sebut China Agresif di Luar Negeri, Menlu AS Antony Blinken: Kami Tidak Membatasi China
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menyebut China belakangan semakin agresif di luar negeri, serta berperilaku semakin bermusuhan.
Ditanya wawancara '60 Minutes' yang ditayangkan CBS News, apakah Washington sedang menuju ke arah konfrontasi militer dengan Beijing, Blinken berkata, "Sangat bertentangan dengan kepentingan baik China dan Amerika Serikat untuk, sampai ke titik itu, atau bahkan menuju ke sana. arah,".
"Apa yang telah kami saksikan selama beberapa tahun terakhir adalah China bertindak lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri. Itu adalah fakta," sebutnya seperti dilansir oleh Reuters, Senin 3 Mei.
Mengenai pencurian ratusan miliar dolar atau lebih yang dilaporkan dalam rahasia dagang Amerika Serikat dan kekayaan intelektual oleh China, Blinken menyebut Pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki 'kekhawatiran nyata' tentang masalah IP.
"Itu terdengar seperti tindakan seseorang yang mencoba bersaing secara tidak adil dan semakin bermusuhan. Tapi kami jauh lebih efektif dan lebih kuat ketika kami membawa negara-negara yang berpikiran sama dan sama-sama dirugikan untuk mengatakan kepada Beijing: Ini tidak bisa berdiri dan tidak bisa berdiri," papar diplomat senior ini.
Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi pada hari Minggu untuk permintaan komentar atas wawancara Blinken.
Sebelumnya, pada Hari Jumat, Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan China telah gagal memenuhi komitmennya untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dalam kesepakatan perdagangan 'Fase 1' AS-China yang ditandatangani tahun lalu.
Komitmen tersebut merupakan bagian dari kesepakatan besar antara pemerintahan mantan Presiden Donald Trump dan Beijing, yang mencakup perubahan peraturan pada bioteknologi pertanian dan komitmen untuk membeli sekitar 200 miliar dolar Amerika Serikat ekspor Negeri Paman Sam selama dua tahun.
Dalam wawancara tersebut Blinken juga mengatakan, Amerika Serikat tidak bertujuan untuk membatasi China, tetapi untuk menegakkan tatanan berbasis aturan, yang ditantang oleh China.
"Siapa pun yang mengajukan tantangan terhadap tatanan itu, kami akan berdiri di atas aturan tersebut dan mempertahankannya," tegas Blinken yang menyebut setiap hari selalu berbicara dengan Presiden Joe Biden.
Dalam pidato perdananya di hadapan Kongres Rabu pekan lalu, Presiden Joe Biden telah mengidentifikasi persaingan dengan China sebagai tantangan kebijakan luar negeri terbesar pemerintahannya. Dia berjanji untuk mempertahankan kehadiran militer Amerika Serikat yang kuat di Indo-Pasifik dan untuk meningkatkan perkembangan teknologi Amerika Serikat.
Baca juga:
- 100 Hari Presiden AS Joe Biden: Kebut Vaksinasi COVID-19 hingga Reformasi Polisi
- Korea Selatan Gelar Pertemuan dengan Amerika Serikat, Korea Utara Disebut Bakal Lakukan Provokasi
- Kritik Pedas Jelang Pertemuan, Menlu AS Antony Blinken Sebut China Agresif dan Represif
- Antisipasi Konfrontasi dengan China, Taiwan Luncurkan Kapal Berpeluncur Roket Ganda
Bulan lalu, Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat prihatin tentang tindakan agresif China terhadap Taiwan. Ia memperingatkan, siapa pun yang mencoba mengubah paksa status quo di Pasifik Barat, akan menjadi kesalahan serius.
"Amerika Serikat memiliki komitmen jangka panjang di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan, untuk memastikan Taiwan menjadi pemerintahan yang mandiri dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, serta mempertahankan perdamaian dan keamanan di Pasifik barat," tutur Blinken.
Untuk diketahui, Taiwan mengeluhkan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut China, di wilayah udara dan perairan dekat wilayah mereka selama beberapa bulan terakhir.