Alami Peningkatan Kasus COVID-19, Jokowi 'Sentil' 9 Daerah Ini: Hati-hati!
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada sejumlah daerah yang mengalami peningkatan kasus COVID-19. Dia kemudian 'menyentil' pemerintah setempat untuk berhati-hati dan mencegah terjadinya peningkatan kasus di tengah masyarakat.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, ada 9 daerah yang mengalami peningkatan kasus. Salah satunya adalah Sumatera Selatan.
"Saya melihat beberapa daerah sudah mulai terjadi kenaikan. Perlu saya sampaikan hati-hati di daerah Sumatera Selatan, Aceh, Lampung, Jambi, Kalimantan Barat, NTT, Riau, Bengkulu, Kepulauan Riau, hati-hati," kata Presiden Jokowi dalam Pengarahan Presiden RI kepada Kepala Daerah se-Indonesia Tahun 2021 yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 29 April.
Dia menyebut pemerintah pusat selalu memperhatikan daerah-daerah yang mengalami peningkatan kasus. "Karena grafik dan kurva harian selalu kita ikuti," tegasnya.
Jokowi mengingatkan pada awal tahun perkembangan kasus COVID-19 di tanah air sempat menembus angka hingga 15 ribu kasus aktif per hari. Namun, angka ini berhasil ditekan di kisaran angka 5-6 ribu kasus per hari.
Hal ini terbukti dari menurunnya tingkat keterpakaian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR). Padahal, dulu tingkat keterpakaian ini pernah mencapai di angka 80 persen.
"Bed occupancy rate kita di atas 80 persen dan saya selalu memantau harian di Wisma Atlet pernah mencapai 92 persen. Tapi sekarang dua minggu lalu turun mencapai 21 persen, sekarang naik lagi 25 persen. Terus akan kita tekan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Jokowi memerintahkan para kepala daerah untuk berhati-hati. Hal ini harus dilakukan demi mencegah penularan kasus COVID-19 terjadi di tanah air seperti yang terjadi di sejumlah negara termasuk India.
"Hari-hari ini terjadi lonjakan eksponensial di India, menjadi 350 ribu kasus aktif per hari. Ini yang menjadi kehati-hatian kita semuanya. Hati-hati perkembangan di India, tidak hanya di India, ada di Tukri, Brazil, dan beberapa di Uni Eropa. Hati-hati," ujarnya.
Baca juga:
- COVID-19 di India Kian Ganas, Negara Tetangga Waspada Penyebaran
- Tahan Rindumu Warga Jabar, Ingat Pesan Kang Emil: Tsunami COVID India Bisa Menerpa Indonesia Kalau Mudik
- Jokowi Sebut Pernah Telepon Menteri Kesehatan India Bahas Penanganan COVID-19
- Alutsista TNI Jadi Sorotan, Kementerian BUMN Ingin PT PAL Lakukan Ekspor Peralatan Militer
"Sekecil apapun kasus aktif di provinsi, kabupaten, kota yang bapak ibu pimpin, jangan kehilangan kewaspadaan. Ikuti angka-angkanya, kurvanya diikuti dengan kehati-hatian. Begitu naik sedikit segerakan untuk ditekan kembali agar terus menurun," imbuh dia.
Selain itu, dia juga meminta para kepala daerah untuk mewaspadai libur panjang Idulfitri. Dia mengingatkan, pada 2020 lalu, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di tengah masyarakat setiap libur panjang berakhir.
"Hati-hati dengan yang namanya libur panjang. Kita ini mau libur panjang di Idulfitri," katanya.
"Ingat tahun lalu ada empat libur panjang yang kenaikannya sangat melompat, Idulfitri tahun lalu naik sampai 93 persen, Agustus tahun lalu naik 119 persen, libur Oktober naik 95 persen, tahun baru naik sampai 78 persen. Oleh sebab itu hati-hati, hati-hati. Libur pasca dua minggu lalu kurang lebih (kasus naik, red) hampir 2 persen. Hati-hati," demikian Jokowi.