Pidato Pertama di Depan Kongres AS, Presiden Joe Biden Soroti China
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden membidik China dalam pidato pertamanya di depan Kongres pada Hari Rabu 28 April waktu setempat, berjanji untuk mempertahankan kehadiran militer AS yang kuat di Indo-Pasifik, serta meningkatkan perkembangan teknologi dan perdagangan.
"China dan negara lain semakin dekat. Kami harus mengembangkan dan mendominasi produk dan teknologi masa depan," kata Biden, melansir Reuters.
"Tidak ada alasan mengapa bilah turbin angin tidak dapat dibangun di Pittsburgh, bukan di Beijing," lanjutnya yang disambut tepuk tangan senator yang hadir.
Presiden Biden telah berulang kali mengidentifikasi persaingan dengan China, sebagai tantangan kebijakan luar negeri terbesar yang dihadapi Negeri Paman Sam. Dia dan sesama Demokrat serta oposisi Partai Republik semuanya bergerak ke arah garis yang lebih keras dalam berurusan dengan Beijing.
"Amerika akan melawan praktik perdagangan tidak adil yang melemahkan pekerja Amerika dan industri Amerika, seperti subsidi kepada perusahaan milik negara dan pencurian teknologi dan kekayaan intelektual Amerika," tegas Presiden Joe Biden.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Biden mengungkapkan, dalam pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping, Ia mengatakan Amerika Serikat akan mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Indo-Pasifik, seperti yang dilakukan untuk NATO di Eropa. Tujuannya, mencegah konflik, bukan sebaliknya.
Presiden Biden juga mendesak anggota parlemen untuk mengesahkan paket undang-undang bipartisan yang sekarang sedang dibahas Senat, yang akan menekan Beijing tentang hak asasi manusia, mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dan meningkatkan pendanaan untuk pengembangan teknologi baru Amerika Serikat untuk bersaing secara lebih efektif dengan China.
"Amerika tidak akan mundur dari komitmen kami terhadap hak asasi manusia dan kebebasan fundamental dan aliansi kami," tukasnya.
Biden juga membahas persaingan dengan saingan geopolitik lainnya, Rusia. Dia mengatakan dia telah menjelaskan kepada Presiden Vladimir Putin, campur tangan Moskow dalam pemilihan AS dan serangan dunia maya terhadap pemerintah dan bisnis akan memiliki konsekuensi, tetapi Washington tidak meminta eskalasi.
Baca juga:
- Redakan Ketegangan, Joe Biden Direncanakan Temui Vladimir Putin di Eropa
- Dipepet Tiga Kapal Militer Iran, Kapal Patroli Amerika Serikat Lepaskan Tembakan Peringatan
- Konstitusi Izinkan Nyapres Lagi di 2024, Trump: Saya akan Bantu Politikus Republik Menangi Kongres 2022
- China Dijatuhi Sanksi Negara Barat, Kim Jong-un Kirim Pesan Ajak Xi Jinping Hadapi Tantangan Bersama
Dan, menyimpang dari kebijakan luar negeri 'go-it-alone' mantan Presiden Partai Republik Donald Trump, Presiden Joe Biden mengatakan dia akan bekerja sama dengan sekutu untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran dan Korea Utara.