Mobil Robot Damkar DKI Dikritik: Tinggi di Harga tapi Miskin Manfaat, Anies Baswedan Harus Evaluasi
JAKARTA - Mobil pemadam kebakaran jenis robotik yang dibeli Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI seharga puluhan miliar dipersoalkan Komisi A DPRD DKI Jakarta.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Lukmanul Hakim menilai, mobil robot Dok-Ing MVF-5 U3 yang memiliki sistem robotik berbasis remote ternyata tidak efektif.
Meski canggih, tapi mobil tersebut tak terlalu berperan untuk memadamkan api pada kebakaran di permukiman penduduk.
“Ketika mau ke lokasi yang padat penduduk, mobil tidak sampai. Contoh saja di Tamansari, bahkan di Jatinegara sampai ada yang meninggal. Ini harus dibenahi dan fikirkan solusi alat canggih,” kata Lukmanul pada Rabu, 28 April.
Diketahui, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta membeli mobil robot pemadam kebakaran dengan jenis Dok-Ing MVF-U3 seharga Rp37,4 miliar. Mobil robot tersebut dibeli dari Kroasia, masuk dalam penganggaran tahun 2019 dan digunakan mulai awal 2020.
Baca juga:
- Wagub DKI: Kelebihan Bayar Mobil Damkar Rp6,5 Miliar Diselesaikan Pihak Swasta
- Terbukanya Celah Korupsi dari Kelebihan Bayar Beli Mobil Damkar DKI Rp6,5 Miliar
- KPK Ibu Kota Bentukan Anies Baswedan Dipertanyakan, Kok Bisa Kelebihan Bayar Rp6,5 Miliar Mobil Damkar Luput?
- KSP Sebut Reshuffle Tak Lama Lagi, Kapan?
Digadang-gadang, pengurai kebakaran ini mampu beroperasi tanpa mengharuskan personel masuk dalam mobil robotik karena digerakkan dengan remote. sehingga, dapat meningkatkan keselamatan petugas damkar saat memadamkan api.
Sayangnya, Lukmanul menilai program penanggulangan kebakaran ibu kota belum efektif meski DKI telah membeli robot damkar. Hal ini dapat dilihat langsung dari jumlah kerugian harta benda dan korban manusia tiap kali kebakaran terjadi di kawasan padat penduduk.
Karenanya, Lukmanul meminta Gubernur DKI Jakarta mengevaluasi peralatan pemadam kebakaran DKI, khususnya robot damkar.
“Ini harus dievaluasi. Sebab, setiap kebakaran selalu hangus semua, kebakaran merembet. Berarti penanganan belum benar. Harusnya Gulkarmat bisa lebih cermat membeli alat untuk memadamkan api di RW kumuh padat penduduk,” ungkap dia.