JAKARTA - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI menemukan kejanggalan dalam pengadaan salah satu robot mobil pemadam kebakaran jenis LUF60. Harga mobil yang dimiliki Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI dinilai terlalu mahal.
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI August Hamonangan, menyebut pembelian harga robot damkar tersebut merugikan keuangan daerah, dalam hal ini APBD DKI tahun anggaran 2019.
Awalnya, PSI menganggap pembelian satu robot damkar ini terlalu mahal jika menelan anggaran Rp8 miliar. Kemudian, PSI mengecek perbandingan robot damkar dengan jenis yang sama di pasaran Singapura.
"Temuan yang kami sampaikan (ke Dinas Gulkarmat di rapat Komisi A) adalah adanya perbedaan harga yang sangat tinggi itu pada robot LUF 60," kata August kepada wartawan, Rabu, 2 September.
August menyebut, harga mobil LUF60 di Singapura hanya Rp4,4 miliar. "Tim ahli kami di Singapura menemukan harga Rp4,4 miliar dari mobil LUF60 itu sudah termasuk satu paket dengan sparepart dan penyediaan mobil yang membawa robot tersebut," ujar August.
August menyatakan pihaknya telah menanyakan soal mahalnya harga robot damkar kepada Dinas Gulkarmat. Ternyata, ada temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahwa robot mobil pemadam tersebut berpotensi merugikan keuangan daerah sebesar Rp840 juta.
"Ada pengakuan dari Kepala Dinas Gulkarmat (bahwa) temuan BPK dari LUF60 itu kurang lebih Rp840 juta. Artinya, temuan itu sudah diakui. Lelang saat itu dilakukan dengan harga mahal yang merugikan keuangan daerah," jelas August.
Dengan demikian, August meminta Pemprov DKI segera mengembalikan anggaran lebih tersebut ke kas daerah, serta transparansi dalam proses pengembalian dana.
"Bila perlu kami minta KPK memasuki wilayah pelelangan Damkar itu, karena dengan temuan BPK sebesar Rp840 juta menujukkan adanya unsur tindak pidana korupsi, menurut kami," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta membeli satu mobil robot pemadam kebakaran dengan jenis Dok-Ing MVF-U3 dan satu robot mobil pemadam kebakaran jenis LUF60 para bulan Februari.
Mobil robot tersebut dibeli dari Kroasia, masuk dalam penganggaran tahun 2019 dan sudah bisa digunakan. Mobil robot ini dibeli sebagai antisipasi terjadinya kebakaran pada alat transportasi massal seperti Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Rel Terpadu (LRT).
Kepala Dinas Gulkarmat Satriadi Gunawan menyebut kecanggihan pengurai kebakaran ini mampu beroperasi tanpa mengharuskan personel masuk dalam mobil robotik. Selain itu, LUF60 itu juga memiliki kemampuan menyedot asap kebakaran di terowongan karena memiliki ventilator fan.
LUF60 memiliki lebar sekitar 1,3 meter. Ukuran itu dapat menjangkau gang atau jalan kecil yang tidak dapat dilalui oleh mobil pemadam kebakaran.
"Operatornya tanpa personel. Dia bisa dioperasikan menggunakan remote dari jauh. Kalau itu bisa masuk terowongan, bisa dioperasikan dari jarak jauh untuk safety anggota," ucap dia.