Adaro Energy, Perusahaan Batu Bara Milik Konglomerat Boy Thohir Ini Bakal Bagikan Dividen Rp2,1 Triliun
JAKARTA - Perusahaan pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Tbk akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai 146,8 juta dolar AS atau sekitar Rp2,1 triliun untuk tahun buku 2020. Hal tersebut sudah diputuskan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perusahaan berkode saham ADRO ini yang digelar Senin 26 April kemarin.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) Adaro Energy, Garibaldi (Boy) Thohir mengatakan, pihaknya akan terus menjaga komitmen untuk memberikan pengembalian pemegang saham dengan membagikan dividen tunai secara berkala.
"Dividen tunai yang dibagikan mencapai 146,8 juta dolar AS untuk tahun buku 2020,” ujar Boy Thohir dalam keterangan resminya, dikutip Selasa 27 April.
Dividen Adaro ini setara dengan 99 persen dari total laba bersih perseroan pada 2020 yang mencapai 147 juta dolar AS. Sisa dari laba tersebut sekitar 110.800 dolar AS akan dialokasikan sebagai laba ditahan.
Adapun, dividen payout ratio (DPR) ADRO untuk tahun buku 2020 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan DPR perseroan dalam dua tahun terakhir. Meski begitu, jumlah dividen yang dibagikan lebih kecil dibandingkan dengan dividen tahun lalu.
Baca juga:
- Laba Perusahaan yang Dimiliki Konglomerat TP Rachmat dan Boy Thohir Ini Naik 8,86 Persen di Kuartal I 2021
- Perusahaan Batu Bara Milik Konglomerat Boy Thohir Ini Cetak Laba Rp2,1 Triliun di 2020
- Adaro Energy, Perusahaan Batu Bara Milik Konglomerat Boy Thohir Ini Siap Kembangkan Energi Hijau
- Perusahaan Milik Kakak Erick Thohir Surya Esa Perkasa Catat Kerugian Rp275 Miliar di 2020
Perolehan laba Adaro pada 2020 anjlok 63,8 persen menjadi hanya sebesar 147 juta dolar AS dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar 404,19 juta dolar AS. Di tahun sebelumnya, Adaro membagikan dividen tunai 250 juta dolar AS atau 62 persen dari laba bersih kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2019.
Boy Thohir menjelaskan, pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi industri batu bara pada 2020 dan menyebabkan penurunan signifikan terhadap permintaan maupun harga batu bara. Kendati demikian, kata kakak Erick Thohir ini, Adaro berhasil mencapai panduan dan mempertahankan marjin yang sehat, melalui fokus yang berkesinambungan pada keunggulan operasi dan pengendalian biaya.
Ia pun memperkirakan prospek yang lebih positif pada 2021. Namun, perseroan akan terus berfokus untuk meningkatkan keunggulan operasional. Pengendalian biaya dan efisiensi dalam rangka mengatasi volatilitas industri masih menjadi fokus utama perseroan.