Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan tambang batu bara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat realisasi produksi batubara sebanyak 26,49 juta ton batubara di semester I 2021. Pencapaian tersebut turun 3 persen dari total produksi pada periode yang sama tahun 2020 yang sebanyak 27,29 juta ton batu bara.

"Meski demikian, kami menargetkan 52 juta ton-54 juta ton batu bara pada tahun ini bisa tercapai," ujar Sekretaris Perusahaan Adaro Energy, Mahardika Putranto dalam paparan publik secara virtual, Senin 6 September kemarin.

Pasar batubara di tahun ini, menurut Mahardhika, masih sangat baik seiring dengan pemulihan ekonomi. Maka dari itu pihaknya masih optimistis mencapai target yang ditetapkan perseroan, meski realisasi produksi masih di bawah tahun lalu.

Adapun penurunan produksi batubara ini turut menurunkan volume penjualan batu bara Adaro Energy sebesar 5 persen menjadi 25,78 juta ton ketimbang semester pertama tahun sebelumnya dengan total 27,13 juta ton batubara.

Namun demikian, meski produksi dan penjualan turun, tapi kenaikan harga batu bara mampu menyokong kinerja keuangan Adaro yang mencatat kenaikan pendapatan 15 persen yoy menjadi 1,56 miliar dolar AS di semester pertama 2021.

Perusahaan milik konglomerat Garibaldi "Boy" Thohir ini mengantongi laba inti sebesar 330 juta dolar AS pada semester pertama 2021. Laba ini naik sekitar 45 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Sampai paruh pertama tahun ini, penjualan batubara ke pasar domestik sebesar 28 persen. Penjualan ke China 20 persen, kemudian pasar Asia Tenggara sebesar 22 persen, Asia Timur 18 persen, India 10 persen, dan Selandia Baru 2 persen.