BPPT Bantu Pencarian KRI Nanggala-402 dengan Alat Magnetometer, Begini Cara Kerjanya
JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membantu pencarian pencarian kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali.
Untuk membantu operasi pencarian kapal itu, alat magnetometer milik BPPT dipinjamkan. Alat ini sudah dipasang di KN SAR Arjuna milik Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) untuk mendeteksi anomali intensitas magnetik dalam proses pencarian kapal selam di perairan laut.
"Magnetometer itu digunakan bisa menangkap anomali intensitas magnetik yang cukup kuat," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho dikutip Antara, Jumat, 23 April.
Selain itu, juga ada satu tenaga ahli BPPT yang langsung berada di kapal untuk mengoperasikan alat magnetometer.
"Yang penting sensor atau peralatan magnetometer ini memang setelah ditangkap setelah dikumpulkan datanya kemudian langsung diolah sehingga menjadi suatu informasi saya kira memang butuh keahlian khusus," tuturnya.
Djoko menuturkan jika ditemukan anomali magnetik maka harus segera langsung dilakukan pemindaian (scan) dengan menggunakan alat pemancar sonar Multibeam Echosounder (MBES).
"Scan dengan peralatan Multibeam Echosounder dengan tingkat akurasi tinggi seperti yang ada di KR Baruna Jaya dan Side Scan Sonar ini akan memperkuat pencarian," ujarnya.
Baca juga:
Alat magnetometer bisa mendeteksi adanya anomali magnetik atau suatu keanehan dalam suatu kondisi normal melalui penangkapan intensitas magnetik.
Kapal yang membawa alat itu akan mampu menangkap adanya peningkatan intensitas magnetik di suatu titik tertentu di dalam lautan, sehingga diharapkan dapat ditangkap intensitas magnetik dari kapal selam bahkan jika kapal itu memang teronggok di dasar lautan.
Dari titik muncul intensitas magnetik, maka perlu langsung dilakukan pengambilan data dengan Multibeam Echosounder dan Side Scan Sonar untuk memperoleh gambaran dari kemungkinan benda yang memunculkan intensitas magnetik itu.