Nippon Indosari, Produsen Sari Roti Milik Konglomerat Anthony Salim Ini Gelontorkan Rp480 Miliar untuk Buyback Saham

JAKARTA - Produsen Sari Roti, PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), bakal melakukan pembelian kembali saham perseroan (buyback) dengan mengalokasikan sebanyak-banyaknya Rp480 miliar. Saham yang akan dibeli ROTI maksimum sebanyak 300 juta lembar saham.

Dikutip dari laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 21 April, buyback saham ini merujuk pada Surat Edaran No.3/SEOJK.04/2020 pada 9 Maret 2020 tentang kondisi lain sebagai kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.

Direktur ROTI, Arlina Sofia mengungkapkan, periode buyback ini akan dilaksanakan pada 20 April 2021 sampai dengan 19 Juli 2021. Perusahaan milik konglomerat Anthony Salim ini membatasi harga pembelian saham di harga maksimum Rp1.600 per saham.

Lebih lanjut kata Arlina, pelaksanaan buyback ini tidak akan mengakibatkan penurunan pendapatan dan tidak memberikan dampak atas biaya pembiayaan perseroan. Dana yang digunakan adalah dana internal perseroan yang berasal dari kegiatan operasional.

Adapun tidak ada perubahan atas proforma laba perseroan atas aksi korporasi ini. Namun, buycback saham ini dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif.

"Pembelian kembali atas saham perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang," ujarnya.

Sebagai informasi, tahun 2020 lalu, perseroan membukukan perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar R 215,05 miliar pada periode yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2020. Perolehan laba bersih tersebut turun 28,56 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp301 miliar.

Penjualan bersih Sari Roti tahun lalu mencapai Rp3,21 triliun, turun tipis 3,75 persen dari tahun 2019 sebesar Rp3,33 triliun. Rinciannya, penjualan ini dikontribusi dari penjualan roti tawar sebesar Rp2,47 triliun, naik dari sebelumnya Rp2,44 triliun.

Sementara, penjualan roti manis turun menjadi Rp1,08 triliun dari sebelumnya Rp1,28 triliun. Lainnya dikontribusi dari penjualan kue Rp73,61 miliar dan lain-lain Rp11,43 triliun.