Stok Vaksin Menipis Tapi Harus Kejar Target Penyuntikan, Satgas Harap Bio Farma Segera Matangkan Bulk Sinovac
JAKARTA - Presiden Jokowi memberi target vaksinasi COVID-19 telah disuntikkan kepada 70 juta orang pada bulan Juli mendatang. Sayangnya, persediaan vaksin telah menipis.
Mengatasi hal ini, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut pemerintah berharap PT Bio Farma dapat segera memproduksi vaksin.
"Pemerintah akan memaksimalkan kapasitas produksi yang dimiliki oleh PT Biofarma sehingga mampu memenuhi target vaksinasi yang sudah ditetapkan," kata Wiku dalam tayangan Youtube BNPB Indonesia, Selasa, 20 April.
Kata Wiku, pada tanggal 18 April lalu pemerintah telah menerima 6 juta bahan baku (bulk) vaksin Sinovac. Wiku meminta Bio Farma segera mematangkan bulk vaksin tersebut.
"Pemerintah juga sudah menerima 6 juta bulk vaksin Sinovac pada Minggu tanggal 18 April 2021 yang diharapkan dapat meningkatkan produksi vaksin COVID-19 di Indonesia.
Baca juga:
- KSAD: Saya Terbuka dan Tidak Bohong, Tiap Tahun Banyak Prajurit TNI yang Membelot
- Menhub Budi Karya: Korban Jiwa Akibat Kecelakaan 4 Orang per Jam
- Mantan Sekjen PBB Minta Antonio Guterres dan ASEAN Ambil Tindakan Nyata Soal Kudeta Myanmar
- Siap-siap Diborgol Jozeph Paul Zhang! Polri Bantah Pelaku Lepas Kewarganegaraan Indonesia
Lalu, untuk kebutuhan vaksin jangka panjang, pemerintah pun terus mendukung produksi vaksin dalam negeri. Dengan catatan, pengembangan vaksin tersebut dilakukan sesuai etika dan kaidah ilmiah.
"Pemerintah meminta kepada kelompok masyarakat yang masuk dalam prioritas vaksinasi dan dalam keadaan sehat untuk dapat ikut serta dalam program vaksinasi sehingga dapat terlindungi dari COVID-19. Pemerintah terus memastikan vaksin yang digunakan aman berkhasiat halal dan minim efek samping," jelasnya.
Diketahui, saat ini telah ada 11.101.291 orang yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan 6.131.887 vaksinasi dosis kedua. Sementara, total sasaran vaksinasi tahap 1 dan 2 mencapai 40.349.051 orang.
Vaksinasi tahap berikutnya akan dilakukan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau penduduk yang tinggal di daerah dengan risiko penularan tinggi. Kemudian, masyarakat lainnya sebanyak 77,7 juta orang. Program ini akan dilakukan mulai April 2021 sampai Maret 2022.