Apakah Gibah atau Bergosip Bisa Membatalkan Puasa? Kontrol Kebiasaan Ini

JAKARTA – Selama berpuasa pada bulan Ramadan, kebiasaan akan berubah. Mulai dari kebiasaan tidur, kebiasaan makan, aktivitas hingga kebiasaan dalam berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana dengan kebiasaan berucap?

Menurut Quraish Shihab dalam akun YouTube putrinya, Najwa Shihab, berpuasa berarti menjaga mulut, pikiran, dan perasaan. Seseorang yang berpuasa menjaga mulutnya untuk tidak konsumsi makanan yang haram dan menjaga ucapan yang keluar dari mulut.

Dalam konteks gibah atau populer dengan sebutan bergosip merupakan aktivitas membicarakan keburukan atau aib orang lain dibelakang. Ketika berpuasa, gibah hendaknya tidak dilakukan sebab dapat mengurangi nilai dari puasa.

Apabila nilai dari puasa adalah pahala, maka jumlah pahala akan berkurang ketika melakukan gibah. Meskipun acap kali asik berbincang dengan rekan, tetapi bergosip merupakan kebiasaan yang perlu dikontrol terutama ketika puasa.

Kebiasaan lain yang dapat mengurangi nilai puasa bahkan membuat lapar dan dahaga jadi sia-sia selain bergosip adalah sebagai berikut:

Menebar kebohongan

Meskipun tidak membatalkan puasa, disarikan dari hadi riwayat Bukhari bahwa siapapun yang berkata dusta serta mengamalkannya maka perjuangan lapar dan dahaga tidak dihitung sebagai sebuah ibadah.

Memberikan kesaksian palsu

Tidak ada yang lebih beruntung kecuali orang-orang yang mampu mengucapkan kebenaran. Kesaksian palsu selain merugikan orang lain juga merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT dan Rasul-Rasul-Nya.

Memanjakan pandangan disertai syahwat

Prinsip yang paling mendasar dari berpuasa adalah menahan hawa nafsu. Baik dari menahan lapar, haus, hingga hasrat yang dapat memicu syahwat. Maka, berpuasa mata serta berpuasa seluruh indra yang dimiliki manusia merupakan satu-satunya cara memanen pahala ketika menjalankan puasa Ramadan.

Nah, agar kebiasaan yang mengganggu jalannya puasa dapat dikontrol, maka Anda dapat melakukan beberapa langkah mudah seperti menyadari makna puasa, menyibukkan diri dengan hal-hal positif, berbicara sesuai kebenaran, dan mengubah topik pembicaraan apabila mulai membicarakan orang lain.