Berdirinya UEFA: Sejarah, Nilai, dan Prinsip Sepak Bola yang Dijunjung

JAKARTA - Federation Internationale de Football Association (FIFA) adalah satu-satunya badan sepak bola di dunia saat itu, ketika sebuah pertemuan di Bassel, Swiss menggagas pembentukan badan sepak bola Eropa. Pertemuan ini jadi akar sejarah Union of European Football Association (UEFA), perhimpunan yang memengaruhi riwayat sepak bola Eropa.

Pada awal 1950-an, Dr Ottorino Brassi, mantan sekretaris dan presiden Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC) menemui dua rekannya, Henri Delaunay dari Prancis dan Jose Crahay dari Belgia. Mereka berkumpul di Bassel, Swiss. Seperti Brassi, Delaunay dan Crahay terkait dengan federasi sepak bola di negara masing-masing.

Rencana pendirian federasi sepak bola Eropa digagas. FIFA memberi dukungan penuh. Memang, sejak didirikan 21 Mei 1904, FIFA jadi satu-satunya badan sepak bola di dunia. Satu bulan setelah hari jadi FIFA yang ke-50, UEFA didirikan di Basel pada 15 Juni 1954. Peresmian UEFA juga dilakukan dalam hari bersejarah jelang Piala Dunia 1954 di Swiss.

Meski semuanya terkait Swiss, markas pertama UEFA justru berdiri di Paris, Prancis. Lima tahun kemudian, tepatnya Desember 1959, barulah markas UEFA dipindahkan ke Bern, Swiss. Sejarah mencatat dua kali perpindahan markas UEFA: 1962 dan 1974. Markas UEFA sempat pindah ke Nyon setelah 35 tahun bermarkas di Bern.

Nyon adalah kota kecil di Swiss Barat. Letaknya di tepi Danau Jenewa. Kala pindah ke Nyon, UEFA sempat menyewa sebagian bangunan milik Providentia, sebuah perusahaan asuransi. Tapi kantor itu cuma sementara sembari menunggu rampung pembangunan markas yang lebih besar, yang kemudian rampung pada 22 September 1999 dan berdiri hingga kini.

Markas UEFA (Sumber: UEFA.com)

Presiden UEFA yang pertama adalah Ebbe Schwartz. Ia merupakan mantan ketua federasi sepak bola Denmark. Schwartz terpilih pada 22 Juni 1954. Sementara, salah satu penggagas UEFA, Henri Delaunay menjabat sebagai sekretaris jenderal pertama UEFA. Henri digantikan oleh putranya, Pierre Delaunay pada 8 Juni 1956.

Dilansir Tirto, awal berdiri, UEFA memiliki 25 asosiasi sepak bola negara Eropa yang bergabung sebagai anggota. Jumlah itu bertambah hingga dua kali lipat ketika Uni Soviet dan banyak negara besar di Eropa Timur pecah. Sampai kini tercatat 55 ada 55 asosiasi sepak bola yang berdiri di bawah UEFA.

Tujuan pendirian UEFA

UEFA memiliki tujuan mempromosikan, melindungi, dan menjaga sepak bola di semua tingkatan. Tujuan itu sebagaimana disebut ketika awal pendiriannya.

Dikutip The Belle Brigade, UEFA, secara sederhana digambarkan sebagai "Guardian of Football in Europe." UEFA hari ini dipercaya menjalankan misi-misi menjaga persatuan, perdamaian, serta solidaritas lewat sepak bola.

Lewat sepak bola, UEFA juga wajib menularkan semangat permainan adil, kompetitif, menyingkirkan diskriminasi ras, politik, agama, hingga gender. Kerja melindungi tujuan itu dijalankan UEFA melalui kode etik dan aturan resmi permainan sepak bola.

UEFA berperan vital sebagai jantung yang menyokong kerja seluruh instrumen sepak bola di Eropa. Instrumen itu meliputi federasi sepak bola nasional, pemain, hingga penyelenggaraan segala kompetisi yang berdampak langsung pada bisnis sepak bola.

Prinsip dan nilai UEFA: Eleven Values

UEFA dalam kampanye kesetaraan (Instagram/@uefa.official)

Dilansir dari situs resmi UEFA.com, UEFA memiliki sebelas prinsip dan nilai filosofis yang mereka sebut 'Eleven Values'. Apa itu?

  • Sepak bola di atas segalanya

Sepak bola harus jadi prioritas pertama dan paling penting dalam setiap pertimbangan yang diambil UEFA. Sepak bola yang dimaksud adalah permainan dasar sebelum dijadikan produk, memasuki pasar atau berubah bentuk jadi bisnis. Hanya sepak bola. Kaki dan bola.

  • Struktur piramida dan subsidiaritas

Di level internasional dan Eropa, otonomi olahraga tercermin dari struktur piramida sepakbola. FIFA, UEFA, dan asosiasi sepak bola nasional lain bekerja sama dalam koridor penghormatan terhadap prinsip subisidiaritas.

Prinsip subsidiaritas melindungi asosiasi sepak bola yang lebih rendah dari intervensi badan sepak bola yang lebih tinggi. Hal itu memungkinkan UEFA membela kepentingan sepak bola dengan cara sebaik mungkin.

  • Persatuan dan kepemimpinan

UEFA tak bekerja dalam gaya diktatorial. UEFA menjaga kepemimpinan yang kuat dengan tetap bekerja dalam semangat konsensus. Semua didasari kesepakatan.

Selain badan sepak bola nasional, UEFA selalu melibatkan instrumen lain, termasuk penyelenggara liga, klub, hingga perwakilan pemain dalam pengambilan setiap keputusan. Diskusi itu biasanya digelar melalui Dewan Strategi Sepak Bola Profesional.

Dengan begitu, demokrasi akan terjaga. Dan yang terpenting, Komite Eksekutif dapat mengambil keputusan yang tepat dan adil bagi semua, termasuk penggemar sepak bola.

UEFA menempatkan penonton dan penggemar sepak bola sebagai elemen penting. UEFA meyakini, tanpa penggemar dan penonton, sepak bola profesioan tak akan ada.

  • Tata kelola dan otonom

UEFA dan segenap asosiasi anggota lain berkomitmen untuk mewujudkan tata kelola yang baik. Artinya adalah keterbukaan, demokrasi, transparansi, dan tanggung jawab.

Dalam prinsip ini UEFA mendukung struktur olahraga yang otonom. Dengan begitu, badan sepak bola merdeka dari intervensi politis. Badan sepak bola nasional dapat mengambil keputusan utama tanpa campur tangan dari pemerintah.

  • Sepak bola akar rumput dan solidaritas

Sepak bola adalah olahraga yang amat membumi. Ia bisa dimainkan di manapun tanpa batasan. Tingkat profesional teratas, jika hari ini kita lihat selebrasi Christiano Ronaldo atau kegilaan Erling Haaland, mereka hanya puncak gunung es.

UEFA bertekad terus merawat sepak bola dari titik terdasar itu. Salah satu caranya adalah dengan memerkuat solidaritas.

Identitas lokal, regional, dan nasional harus dipertahankan sesuai hukum yang berlaku. Dengan begitu masa depan sepak bola dapat terlindungi. Sepak bola juga dapat memberi manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

  • Perlindungan dan edukasi pemain muda

UEFA memiliki tanggung jawab, baik secara profesional dan moral. Transfer internasional untuk anak di bawah umur mengandung banyak risiko.

Jangan lupa bahwa pemain di bawah usia 18 tahun adalah anak-anak atau remaja. UEFA bertekad melindungi masa depan anak-anak dalam sepak bola dan menghentikan pengiriman mereka ke negara-negara asing ketika mereka masih terlalu muda.

  • Integritas olahraga dan bursa taruhan

Bursa taruhan jelas memberi keuntungan. Di sisi lain UEFA menyadari risiko-risikonya, termasuk yang terkait integritas kompetisi.

UEFA berkomitmen menjaga dan melindungi integritas olahraga dan kompetisi dengan tepat sekaligus menjaga prinsip sejati permainan sepak bola.

  • Financial fair play dan keteraturan kompetisi

Fair play adalah segalanya. Tak cuma di dalam lapangan, tapi juga di luar. Soal financial fair play adalah contoh di luar lapangan. Klub diwajibkan beroperasi secara transparan dan bertanggung jawab demi melindungi semangat kompetisi dan klub itu sendiri.

Financial fair play berarti klub-klub tidak terlibat dalam hutang menumpuk untuk bersaing dengan klub lain. Klub-klub justru dituntut bersaing dengan memaksimalkan sumber daya yang mereka miliki.

  • Tim nasional dan klub

Tim nasional dan klub sepakbola adalah elemen penting yang saling melengkapi. UEFA akan terus berkomitmen menjaga sekaligus memerkuat keseimbangan itu.

Tak terbantahkan bahwa perkembangan sepak bola di tingkat nasional, Eropa, serta internasional bergantung terhadap perkembangan klub

  • Rasa hormat

Ini adalah prinsip utama sepak bola. Hormat terhadap permainan, integritas, keragaman, martabat, kesehatan pemain, aturan, wasit, lawan, dan suporter.

UEFA menegaskan pesannya: nol toleransi terhadap rasialisme, kekerasan, dan doping. Sepak bola harus menyatukan dan melampaui perbedaan.

Tak ada perbedaan warna kulit di balik seragam. Dan bagi UEFA, rasialisme dan segala bentuk diskriminasi lainnya tidak akan pernah ditoleransi.

  • Spesifikasi sistem olahraga Eropa

UEFA adalah badan Eropa yang sepenuhnya berkomitmen dengan sistem olahraga Eropa. Ciri dari sistem olahraga Eropa adalah promosi dan degradasi, prinsip solidaritas, serta kompetisi terbuka dan kesempatan yang sama untuk semua.

Olahraga, terutama sepakbola adalah tentang semua hal itu. UEFA berkomitmen akan tetap melindungi sistem ini karena olahraga bukan hanya bisnis seperti yang lain dan UEFA tidak bisa membiarkannya diperlakukan seperti itu.

Macam-macam kompetisi di bawah UEFA

Pertandingan resmi UEFA (Instagram/@uefa.official)

Sebagaimana dipaparkan di atas, kompetisi jadi instrumen penting untuk mewujudkan segala prinsip dan nilai yang terkandung dalam Eleven Values. UEFA hingga saat ini memiliki 19 kompetisi di berbagai level

  • Klub

Champions League, Europa League, Super Cup, Youth League.

  • Nasional

European Qualifiers, UEFA EURO, UEFA Nations League, Under-21

  • Wanita

UEFA Women's EURO, FIFA Women's World Cup, UEFA Women's Champions League, Women's Under-19, Women's Under-17

  • Junior dan amatir

Under-19, Under-17, UEFA Regions' Cup

  • Futsal

Futsal EURO, FIFA Futsal World Cup, Futsal Cup.

*Baca Informasi lain soal Sepak Bola atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabhharata.

MEMORI Lainnya