KPPU Duga Rantai Distribusi Panjang dan Berjenjang Jadi Penyebab Harga Telur dan Ayam Naik
JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pemantauan harga komoditas pangan selama kuartal I atau periode Januari hingga April, di seluruh Indonesia yang terbagi dalam 6 wilayah kerja. Dari hasil pemantauan, di awal Ramadan terdapat kenaikan harga yang sangat signifikan untuk telur dan daging ayam.
Deputi Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto mengatakan dari wilayah kerja I hingga VI, harga komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan sebesar 10 hingga 30 persen.
"Secara umum kecuali dari komoditas daging sapi, daging ayam, cabai, telur, itu relatif stabil. Di luar komoditas tadi, (stabil) untuk periode 1," ujarnya dalam konferensi pers KPPU, Jumat, 16 April.
Namun, kata Taufik, untuk beberapa komoditas seperti daging ayam dan telur terdapat lonjakan harga yang cukup signifikan di 6 wilayah kerja. Menurut dia, beberapa faktor yang menyebabkan gejolak harga pangan terjadi.
"Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab untuk cabai masalah panen, faktor cuaca. Kemudian juga ada faktor kendala logistik di mana ada beberapa informasi di lapangan yang menyebutkan hambatan pasokan. Hambatan pasokan untuk masuk ke pasar karena masalah banjir, ada faktor cuaca dan sebagainya," jelasnya.
Baca juga:
- Masuki Panen Raya, Legislator PKS Minta Bulog Serap Beras Petani Lokal
- Dear Pak Mendag Lutfi, Harga Bahan Pokok Alami Kenaikan di Hampir Semua Provinsi
- Merdeka Copper Gold, Perusahaan Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Ini Mau Terbitkan Obligasi Rp1,5 Triliun
- Wow, Sandiaga Uno Ditunjuk Jokowi Jadi Menparekraf, Saham Saratoga Langsung Terbang
Kemudian, kata Taufik, faktor lainnya adalah distribusi yang panjang dan berjenjang. Hal ini juga menjadi fokus KPPU. Sebab, faktor ini dapat menyebabkan harga tidak simetris. Maksudnya, harga di tingkat petani stabil atau turun namun harga di tingkat konsumen justru naik.
Lebih lanjut, Taufik berujar jalur distribusi yang masih berjenjang dan panjang dari petani sampai ke pasar untuk sampai ke konsumen menjadi pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan hingga saat ini.
"Ini yang kami duga. Dugaan bahwa terjadi di daging ayam dan telur ayam. Dimana harga ayam di tingkat hilir atau di tingkat konsumen naik tetapi dari beberapa pemberitaan yang kami pantau selama ini harga di tingkat peternak relatif malah turun," ucapnya.
Ke depan, kata Taufik, KPPU akan melakukan pemantauan terhadap komoditas dan gejolak harga yang tidak simetris tersebut.