PANGKALPINANG - Harga daging ayam di pasar tradisional Kepulauan Bangka Belitung naik tajam. Bahkan harga 1Kg daging ayam mencapai Rp50 ribu. Tentu hal ini memberatkan masyarakat.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan meminta Tim Terpadu Satgas Pangan (TPSP) untuk segera melakukan upaya dan mencari solusi dalam menekan harga daging ayam di pasar tradisional.
"Saya minta tim ini segera menangani dan mencarikan solusi agar harga ayam menjadi stabil Rp30.000 per kilogram," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, dilansir Antara, Sabtu, 29 Januari.
Ia menegaskan Tim Terpadu Satgas Pangan Babel harus segera menelusuri harga yang dipatok pihak perusahaan dari hulu hingga hilir, agar sewajarnya mengambil keuntungan.
Selain itu jika terbukti dugaan praktik monopoli oleh perusahaan ayam yang merugikan dan memberatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ini, pihaknya akan melaporkan ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), katanya.
Menurut dia selama ini jalur rantai pasok distribusi daging ayam adalah dari perusahaan berlanjut ke distributor atau broker, kemudian ke pedagang atau pengecer dan sampai ke tangan konsumen.
"Kalau perlu kita potong rantai distribusinya, kenapa pedagang tidak boleh membeli dari perusahaan. Saya tidak mau ada permainan, agar masyarakat mendapatkan harga dengan wajar," tegasnya.
BACA JUGA:
Ia menambahkan berdasarkan laporan yang diterimanya, harga daging ayam potong di pasar tradisional masih belum bergerak turun ke harga normal, hingga mencapai Rp40.000 hingga 50.000 per kilogram.
Dalam laporan tersebut, penyebab harga ayam naik adalah kenaikan harga pakan dan obat-obatan ayam, serta masih lambannya pengiriman di pelabuhan DOC _(Day Old Chicken) atau bibit ayam potong dari produsen, di mana hal tersebut membuat DOC banyak yang mati hingga kualitas pakan tak maksimal.
Menyikapi masalah DOC, pihaknya segera berkoordinasi dengan otorita pelabuhan untuk membenahi hal tersebut.
"Saya berharap Tim Terpadu Satgas Pangan Babel dalam waktu dekat ini untuk menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) ayam potong. dengan mempertimbangkan harga distribusi dari tingkat produsen hingga ke pedagang, dan data jumlah kebutuhan daging ayam dengan data jumlah pemasok daging yang ada di daerah ini," katanya.