Diam-diam Bank of America Gunakan XRP untuk Transaksi
JAKARTA - Sebagai salah satu bank terbesar di dunia, Bank of America (BoA) menunjukkan ketertarikannya pada aset berbasis blockchain. Terutama aset kripto yang memiliki fungsi untuk pembayaran lintas negara. Baru-baru ini, BoA disebut-sebut sudah mengadopsi XRP untuk semua transaksi internalnya.
Hal ini diungkapkan oleh CEO Sound Planning Group, David Stryzewski, dalam wawancara di FOX Business. Pernyataan ini memicu diskusi hangat di komunitas XRP yang memandang langkah ini sebagai tanda keseriusan perbankan besar dalam mengintegrasikan teknologi blockchain Ripple ke dalam operasional mainstream mereka.
Stryzewski menyebutkan bahwa BoA tidak hanya menggunakan XRP untuk transaksi internal tetapi juga telah mengajukan 83 paten terkait teknologi blockchain Ripple. Ia menekankan bahwa XRP merupakan kendaraan finansial kunci untuk masa depan.
Pernyataan ini semakin memperkuat spekulasi mengenai keterlibatan BoA dalam ekosistem Ripple, terutama setelah bank tersebut diketahui menjadi anggota Komite Tata Kelola RippleNet bersama dengan institusi keuangan global lainnya seperti Santander dan Standard Chartered.
RippleNet adalah jaringan pembayaran lintas batas yang memungkinkan komunikasi dan penyelesaian transaksi antar lembaga secara real-time. Komite Tata Kelola RippleNet bertugas menetapkan standar prosedur untuk sistem pembayaran yang menggunakan teknologi blockchain Ripple. Keterlibatan BoA dalam komite ini mengindikasikan komitmen serius mereka terhadap solusi pembayaran berbasis blockchain.
Ketertarikan Awal pada Teknologi Blockchain
Ketertarikan BoA pada teknologi blockchain sudah terlihat sejak 2017, ketika bank ini mengajukan paten untuk sistem penyelesaian yang merujuk pada "ripple" distributed ledger.
Sistem ini dirancang untuk memungkinkan penyelesaian transaksi secara real-time dan mempercepat komunikasi antarbank. Meski paten tersebut tidak secara eksplisit menyebut token pembayaran Ripple, XRP, dokumen ini menunjukkan minat awal BoA pada teknologi ledger terdesentralisasi.
Perkembangan Ripple
Di sisi lain, CEO Ripple, Brad Garlinghouse, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ia bertemu dengan mantan Presiden AS, Donald Trump, di Mar-a-Lago.
Pertemuan ini disebut sebagai awal yang baik untuk tahun 2025, seiring dengan peluncuran stablecoin RLUSD oleh Ripple dan kerja sama dengan Chainlink untuk menyediakan data harga yang akurat di Ethereum mainnet. Kerja sama ini diharapkan meningkatkan adopsi RLUSD dalam aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi).