Bandara Damaskus Suriah Kembali Layani Penerbangan Internasional Usai Jatuhnya Bashar Al-Assad

JAKARTA - Bandara Internasional Damaskus, di Damaskus, Suriah kembali melayani penerbangan komersial internasional pada Hari Selasa, setelah jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, saat bandara kembali beroperasi penuh.

Penerbangan Syrian Air dengan 145 penumpang meninggalkan ibu kota menuju Bandara Internasional Sharjah di Uni Emirat Arab (UEA), menandai penerbangan komersial internasional pertama dari Damaskus sejak 8 Desember, kantor berita resmi Sana melaporkan, dikutip dari The National News 7 Januari.

Penerbangan internasional perdana pada pukul 11:45 siang itu, kemudian diikuti dengan mendaratnya pesawat Qatar Airways sekitar pukul 13:00 siang, menandai penerbangan komersial pertama dari negara Teluk itu ke Suriah dalam hampir 13 tahun, dikutip dari Daily Sabah.

Qatar Airways menghentikan layanannya ke ibu kota Suriah dan Aleppo pada tahun 2011 karena perang saudara di negara tersebut.

Maskapai penerbangan tersebut mengatakan, mereka bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua standar keselamatan, keamanan dan operasional terpenuhi sebelum peluncuran kembali.

"Kami senang dapat melanjutkan penerbangan ke Damaskus, destinasi yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat penting," kata kepala eksekutif Qatar Airways Group Badr Al Meer.

"Pengumuman ini menggarisbawahi dedikasi kami untuk meningkatkan konektivitas dan memfasilitasi perjalanan bagi penumpang kami," tambahnya.

Sementara itu, kantor berita Pemerintah Yordania, Petra pada Hari Selasa melaporkan, sebuah pesawat Royal Jordanian Airlines telah berangkat menuju Damaskus untuk uji terbang.

Penerbangan tersebut merupakan "pesan dukungan dan solidaritas" yang "bertujuan untuk menilai kondisi teknis Bandara Internasional Damaskus," kata Haitham Misto, kepala Komisi Regulasi Penerbangan Sipil.