China Perpanjang Kebijakan Transit Bebas Visa hingga 10 Hari untuk Tingkatkan Wisatawan Asing

JAKARTA - Otoritas China memutuskan untuk memperpanjang masa transit bebas visa untuk menarik lebih banyak wisatawan asing.

Administrasi Imigrasi Negara mengumumkan Negeri Tirai Bambu akan memperpanjang periode persinggahan bebas visa menjadi 240 jam (10 hari) secara menyeluruh.

Sebelumnya, ada dua tingkatan, yang memungkinkan wisatawan yang memenuhi syarat untuk berkunjung selama 72 jam (3 hari) atau 144 jam (6 hari) tergantung pada tujuannya, dikutip dari CNN 20 Desember.

Program transit, "trik" populer bagi wisatawan asing yang ingin mengunjungi Tiongkok tetapi merasa proses visa terlalu rumit atau membebani, memungkinkan pengunjung yang telah memesan tiket pesawat dari Tiongkok ke negara atau wilayah ketiga untuk mendapatkan visa pada saat kedatangan di bandara Tiongkok dan melakukan perjalanan untuk waktu yang singkat sebelum berangkat.

Warga negara dari lebih dari 50 negara, termasuk Amerika Serikat, memenuhi syarat untuk mengikuti program tersebut.

Orang asing yang memenuhi syarat untuk berkunjung berdasarkan kebijakan transit 240 jam yang baru diizinkan untuk bepergian antara 24 wilayah provinsi, naik dari 19 sebelumnya.

Sementara beberapa provinsi tersebut membatasi akses ke kota-kota tertentu, sebagian besar mengizinkan perjalanan ke seluruh wilayah, meliputi tempat-tempat wisata populer seperti Beijing, Shanghai, Chengdu dan Guangzhou.

Ilustrasi wisatawan di China. (Wikimedia Commons/N509FZ)

Namun, daerah-daerah khusus seperti Tibet dan Xinjiang memerlukan izin tambahan untuk masuk.

Sementara itu, Hong Kong dan Makau sama-sama masuk sebagai tujuan ketiga bagi mereka yang masuk di bawah program transit bebas visa 240 jam.

China diketahui melakukan sejumlah perubahan besar pada kebijakannya untuk meningkatkan wisatawan asing setelah pandemi COVID-19.

Pada tahun 2024, jumlah orang asing yang memasuki Tiongkok daratan pada kuartal ketiga tahun ini mencapai rekor tertinggi sejak pelacakan dimulai pada tahun 2014, menurut data dari Administrasi Imigrasi Nasional.

Menurut statistik terbaru yang dikutip oleh media pemerintah, dari Januari hingga November 2024, lebih dari 29 juta orang asing memasuki negara itu, peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 86,2 persen. Dari jumlah tersebut, 17 juta masuk di bawah program bebas visa, peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 123,3 persen.

Lebih dari empat juta dari mereka masuk melalui Shanghai, menjadikannya tempat paling populer untuk dikunjungi.

Dalam kebijakan terpisah, pemegang paspor dari 38 negara dapat memasuki Tiongkok tanpa visa hingga 30 hari, termasuk Prancis, Malaysia, Selandia Baru, Jepang dan Swiss.

Namun, Amerika Serikat tidak termasuk di antara negara tersebut. Hingga tahun 2023, warga negara AS yang mengajukan visa perjalanan ke Tiongkok harus mengonfirmasi pemesanan hotel, rencana perjalanan wisata dan reservasi penerbangan sebelum mengajukan visa, sebelum persyaratan tersebut dihapus.

Penyederhanaan visa bukan satu-satunya perubahan yang dilakukan Tiongkok untuk menarik wisatawan asing.

Dua aplikasi pembayaran elektronik terbesarnya, WeChat dan AliPay, sekarang menerima kartu kredit non-Tiongkok, memiliki perangkat lunak penerjemahan bawaan dan menyederhanakan proses verifikasi identitas.

Selain itu, pemerintah telah mengamanatkan agar tempat wisata utama dan hotel bintang tiga, empat, dan lima menerima kartu kredit internasional.