Penjualan Toyota Tetap Tumbuh di Tengah Produksi Global yang Turun 10 Bulan Beruntun
JAKARTA - Produsen mobil terbesar di dunia, Toyota melaporkan mengalami penurunan produksi pada November atau turun selama 10 bulan berturut-turut, tapi Toyota justru mencatatkan kenaikan penjualan global untuk dua bulan berturut-turut. Lonjakan ini didukung oleh tingginya permintaan di pasar utama seperti Amerika Serikat dan China.
Melansir Reuters, Kamis, 26 Desember, pada bulan November, Toyota memproduksi 869.230 kendaraan secara global, turun 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini lebih besar dibandingkan penurunan sebesar 0,8 persen pada bulan Oktober.
Di Amerika Serikat, produksi anjlok 11,8 persen. Pemulihan produksi berjalan lambat, meskipun model Grand Highlander dan Lexus TX SUV kembali diproduksi sejak akhir Oktober setelah terhenti selama empat bulan.
Sementara itu, di China, produksi hanya turun 1,6 persen—lebih baik dibandingkan penurunan 9 persen pada bulan sebelumnya. Tingginya penjualan model lokal seperti minivan Granvia, Sienna, dan sedan listrik bZ3 yang dikembangkan bersama BYD menjadi faktor pendorong.
Menghadapi persaingan dari BYD dan merek lokal China lainnya, Toyota berencana membangun pabrik independen di Shanghai. Pabrik ini dijadwalkan mulai produksi mobil listrik untuk merek Lexus pada tahun 2027, seperti dilaporkan oleh surat kabar Nikkei.
Di Jepang, yang menyumbang sekitar sepertiga dari produksi global, produksi Toyota turun 9,3 persen pada bulan November. Penurunan ini sebagian disebabkan oleh penghentian operasional selama dua hari di pabrik Fujimatsu dan Yoshiwara.
Baca juga:
Meski produksi menurun, penjualan global Toyota justru mencatatkan rekor baru untuk bulan November, naik 1,7 persen menjadi 920.569 kendaraan.
Secara kumulatif, periode Januari hingga November menunjukkan produksi global Toyota turun 5,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi sekitar 8,75 juta kendaraan. Sementara itu, penjualan global turun 1,2 persen. Data ini mencakup kendaraan dari merek Lexus, tetapi tidak termasuk kendaraan dari grup Hino dan Daihatsu.
Toyota menghadapi tantangan berat di sisi produksi, tetapi tetap berhasil menjaga daya tarik produknya di pasar global, terutama di segmen-segmen strategis seperti kendaraan listrik dan SUV mewah.