Tabungan Nasabah Sering Hilang, Rupanya Dikuras Pejabat Bank Selama 11 Tahun
JAKARTA - Kasus dugaan penggelapan dana nasabah kembali mencoreng dunia perbankan. Kali ini, William Shane Garrow, mantan eksekutif senior di BOK Financial Securities, perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Oklahoma, Amerika Serikat, dituduh menggelapkan lebih dari 4,27 juta dolar AS (sekitar Rp69,3 miliar).
Garrow, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden senior dan private banker, dilaporkan telah melakukan tindakan ini selama lebih dari satu dekade, dimulai sejak September 2012 hingga April 2024.
Menurut laporan dari FOX23, Garrow diduga menarik dana dari setidaknya 16 rekening nasabah tanpa izin mereka dan mentransfer uang tersebut ke rekening pribadinya di bank lain. Selain itu, Garrow juga dituduh menulis cek kasir palsu dari rekening klien yang dialamatkan untuk dirinya sendiri.
Ketika sejumlah nasabah mulai menyadari adanya kejanggalan dalam rekening mereka, Garrow dilaporkan mengklaim bahwa itu hanya kesalahan sistem yang akan segera diperbaiki oleh pihak BOK Financial.
Melansir Daily Hodl, Selasa 24 Desember, perusahaan BOK Financial Securities mengungkapkan bahwa Garrow telah dipecat awal tahun ini setelah pelanggaran kebijakan perusahaan tersebut terungkap.
Dalam pernyataan resminya, perusahaan menyatakan telah melakukan investigasi internal yang menyeluruh dan bekerja sama penuh dengan pihak berwenang untuk menyelesaikan penyelidikan.
BOK Financial juga menegaskan bahwa dampak terhadap nasabah telah diidentifikasi dan diselesaikan dengan segera setelah kasus ini ditemukan. Kasus ini tidak hanya mengejutkan banyak pihak tetapi juga menambah daftar panjang skandal serupa yang pernah terjadi di dunia perbankan.
Menurut data dari Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), industri perbankan dan jasa keuangan memiliki kerentanan tinggi terhadap praktik penggelapan, dengan kerugian rata-rata mencapai 200.000 dolar AS (sekitar Rp3,24 miliar) per insiden. Hal ini menunjukkan pentingnya pengawasan internal yang kuat dan perlindungan nasabah yang optimal.
Sebagai perusahaan induk, BOK Financial Corporation memiliki operasi perbankan yang tersebar di delapan negara bagian di AS. Mereka menyediakan berbagai layanan keuangan, termasuk pengelolaan portofolio dan layanan perbankan investasi.
Kasus seperti ini menekankan perlunya nasabah untuk tetap waspada dan secara rutin memeriksa transaksi rekening mereka guna mencegah penyalahgunaan serupa.