RI Mau Setop Impor Garam, KKP Berencana Perluas Lahan 500 Ha di NTT
JAKARTA - Pemerintah berencana setop impor garam konsumsi mulai 2025 dan garam industri pada 2027.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan sejumlah strategi untuk mengejar swasembada garam, salah satunya memperluas lahan tambak garam hingga 500 hektare (ha) sampai 2027.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) KKP Victor Gustaaf mengatakan, ekstensifikasi lahan ini guna meningkatkan produksi garam di Tanah Air, khususnya garam industri.
Rencananya, perluasan lahan tambak tersebut dilakukan di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebagai langkah awal, pihaknya akan menargetkan perluasan lahan tambak seluas 100 hektare (ha) mulai tahun depan.
"Salah satunya adalah kami akan melaksanakan modelling di Sabu Raijua. Memang untuk Sabu Raijua rencana tahun 2025, kami akan melaksanakan kegiatan itu kurang lebih 100 ha dulu modellingnya. Tapi, sampai 2027 itu sudah kurang lebih 500 ha," ujar Victor dalam konferensi pers di kantor KKP, Jumat, 20 Desember.
Victor bilang, pihaknya akan membangun proyek percontohan atau modelling industri. Pemerintah akan membangun dari hulu hingga hilir, sehingga dapat langsung memenuhi kebutuhan industri.
"Nah, itu akan kami manfaatkan lahan garam yang ada di sana. Kemudian, dengan intervensi pemerintah dalam hal ini kami membuat dari hulu sampai hilir. Sehingga, garam yang diproduksi Sabu Raijua itu bisa dijual kepada industri," ucapnya.
Baca juga:
Selain itu, kata Victor, pihaknya juga akan meninjau kembali dua regulasi, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tatacara Pengendalian Impor Komoditas Perikanan Dan Komoditas Pergaraman Sebagai Bahan Baku Dan Bahan Penolong Industri serta merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 126 Tahun 2022 Tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional
"Antara lain pencabutan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2018, kemudian kami akan revisi Perpres Nomor 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional," tuturnya.