Dolar AS Menguat, Airlangga Ungkap Pelemahan Mata Uang Tak Hanya Terjadi di Indonesia
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa fenomena depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini disebabkan index dolar AS terus mengalami penguatan di level 108,40 dan tertinggi sejak November 2022 yang menyentuh level 110,5.
Airlangga menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, dan Brasil.
"Kita lihat fenomenanya baru sebentar dan kalau kita lihat (index dolar) AS 2 tahun tertinggi, dan depresiasi terhadap dolar bukan hanya Indonesia bahkan korea selatan lebih dalam, jepang lebih dalam, kemudian ada negara lain termasuk brasil kita bicara year to date (ytd)," ujarnya kepada awak media, Jumat, 20 Desember.
Meskipun demikian, Airlangga menekankan bahwa pemerintah terus memonitor dan menjaga fundamental ekonomi Indonesia.
Airlangga juga menjelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) bertanggung jawab dalam menjaga nilai tukar, sementara pemerintah berfokus kepada kebijakan fiskal dalam mendorong ekspor yang dapat menghasilkan devisa dan meningkatkan investasi untuk substitusi impor.
Baca juga:
Dengan langkah tersebut, Airlangga berharap dapat menekan impor berbasis dolar dan memperkuat nilai rupiah.
"Kalau dari pemerintah dorong ekspor yang menghasilkan devisa, kemudian mendorong investasi untuk substitusi impor, jadi impor yang berbasis dolar harus kita tekan rendah, ekspornya kita tingkatkan, sehingga nilai rupiah kita bisa solid," jelasnya.
Mengutip Bloomberg, pada hari Jumat, 20 Desember 2024 hingga pukul 13.35 wib, Kurs rupiah spot menguat 0,44 persen ke level Rp16.240 per dolar AS.