Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai nilai tukar rupiah belakangan ini yang hampir menyentuh Rp16.000 per dolar AS, utamanya disebabkan oleh indeks dolas AS yang terus menguat.

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan kuatnya indeks dolar AS ini juga terefleksikan dari depresiasi yang dialami oleh mata uang banyak negara selain rupiah.

“Ini bukan rupiah melemah, US dolar menguat. Karena itu ke semua negara,” katanya ditemui di Jakarta, Selasa, 24 Oktober.

Berdasarkan data Bloomberg, sampai dengan Selasa siang hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolae AS bergerak di angka Rp15.880.

Airlangga mengatakan tren pelemahan rupiah dan kuatnya indeks dolar AS ini menjadi perhatian pemerintah. Kerena itu, sejumlah kebijakan disiapkan untuk merespons hal tersebut.

“Itu kita antisipasi saja,” tutur Airlangga.

Terpisah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio N. Kacaribu mengatakan melemahnya rupiah terhadap dolae ini tidak disebabkan oleh sentimen yang berasal dari dalam negeri.

“Tetapi dolar yang memang menguat,” ujarnya.

Febria menilai dolar AS menguat di tengah permintaan yang tinggi akan mata uang Negeri Paman Sam tersebut. Salah satu, dipicu membengkaknya defisit anggaran pemerintah AS.

“Kenapa dollar menguat? Mereka sedang butuh membiayai defisitnya US, defisit US kan melebar sangat tajam,” ujar Febrio.