Penasihat Donald Trump: AS Harus Lebih Tegas terhadap Penyerang Siber 

JAKARTA – Pemerintahan Presiden AS terpilih Donald Trump berencana mengkaji langkah-langkah untuk memberikan sanksi yang lebih berat kepada pelaku individu maupun negara yang melakukan serangan siber terhadap Amerika Serikat. Hal ini diungkapkan oleh calon penasihat keamanan nasional Trump, Perwakilan Partai Republik, Mike Waltz, pada Minggu 15 Desember.

Pernyataan ini muncul menyusul tuduhan AS terhadap kampanye spionase siber besar-besaran oleh China yang dikenal sebagai Salt Typhoon. Kampanye ini diklaim menargetkan dan merekam percakapan telepon tokoh politik senior AS.

Gedung Putih menyatakan bahwa setidaknya delapan perusahaan telekomunikasi dan infrastruktur di Amerika Serikat telah menjadi korban, dengan metadata sejumlah besar warga AS dicuri dalam aksi spionase tersebut.

Waltz tidak secara spesifik menyebut langkah apa yang akan diambil oleh pemerintahan Trump terkait Salt Typhoon. Namun, ia menekankan pendekatan yang lebih agresif terhadap ancaman siber.

“Kita perlu mulai mengambil langkah ofensif dan memberikan konsekuensi yang lebih berat kepada pelaku individu maupun negara yang terus mencuri data kita dan memata-matai kita,” ujar Waltz dalam program Face the Nation di CBS News.

Pendekatan Baru terhadap Keamanan Siber

Waltz mengkritik pendekatan AS selama ini yang lebih berfokus pada memperkuat pertahanan siber. Ia berpendapat bahwa pendekatan ini perlu diimbangi dengan langkah-langkah ofensif untuk memberikan efek jera kepada pihak yang melakukan serangan siber.

Selain itu, Waltz menyoroti peran industri teknologi AS dalam membantu melindungi negara sekaligus mengeksploitasi kelemahan musuh. “Industri teknologi swasta kita bisa membantu membuat musuh kita lebih rentan, sekaligus mendukung pertahanan kita,” tambahnya.

China sendiri telah membantah keras tuduhan spionase siber tersebut. Pejabat China sebelumnya menyebut tuduhan itu sebagai disinformasi dan menegaskan bahwa Beijing "dengan tegas menentang dan memerangi serangan siber serta pencurian data dalam segala bentuk."

Salt Typhoon dan Ancaman Siber Lainnya

Kasus Salt Typhoon menjadi salah satu dari serangkaian ancaman siber yang semakin sering dihadapi Amerika Serikat. Pemerintahan Trump yang akan datang tampaknya ingin mengambil pendekatan yang lebih tegas untuk menghadapi ancaman ini, baik dari aktor negara maupun individu.

Serangan siber seperti ini tidak hanya mencuri data penting tetapi juga berpotensi merusak infrastruktur kritis dan melemahkan keamanan nasional. Pendekatan baru yang menyeimbangkan antara pertahanan kuat dan langkah ofensif menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan mendatang.

Dengan latar belakang ini, upaya AS untuk memperketat regulasi dan kolaborasi dengan sektor swasta diharapkan dapat memperkuat keamanan siber negara sekaligus mengirim pesan tegas kepada para pelaku serangan siber.