Pemerintah Bakal Evaluasi Tiap Tiga Bulan untuk Kuota BBM Bersubsidi
JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan kuota untuk BBM bersubsidi untuk tahun 2025. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati merinci, kuota Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar 18,8 juta kilo liter (KL). Sementara itu Minyak Tanah ditetapkan sebesar 525.000 KL.
Adapun kuota Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite untuk tahun depan ditetapkan oleh APBN sebesar 31,2 juta KL. Kuota ini turun sedikit dibandingkan 2024 yang dipatok sebesar 31,6 juta KL.
"Kuota sudah ditetapkan di UU APBN, Minyak Solar 18,8 juta kl, kalau minyak tanah itu 525.000 kl, lalu JBKP Pertalite kuotanya ada di angka 31,2 juta," ujar Erika yang dikutip Jumat, 13 Desember.
Di sisi lain, pada tahun 2025 pemerintah berencana memberlakukan skema baru penyaluran BBM bersubsidi kepada masyarakat yang berhak. Meski demikian, Erika memastikan pihaknya masih membuka kemungkinan perubahan besaran kuota BBM saat skema mulai dijalankan.
"Kita memperhitungkan nanti bagaimana keputusan dari skema subsidi. Bisa saja (ada perubahan kuota), karena setiap tiga bulan kita evaluasi," sambung dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan melaporkan hasil rapat Tim Penggodok Kebijakan Subsidi Energi kepada Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga:
Dari opsi skema subsidi yang dilaporkan kepada Presiden, salah satunya adalah opsi blending, di mana subsidi diberikan kepada barang dan sebagian lainnya dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Skema ini, imbuhnya, untuk menggairahkan daya beli masyarakat dan memastikan subsidi tepat sasaran.
Bahlil memastikan subsidi akan diberikan kepada masyarakat yang tepat. Saat ini data penerima subsidi telah dikaji, sehingga data yang digunakan akan seragam.
"Selama ini-kan, kita tahu, seperti beberapa hari lalu saya sampaikan, bahwa subsidi ini ditengarai sebagian tidak tepat sasaran. Yang berhak mendapat subsidi inilah saudara-saudara kita yang memang, mohon maaf, ekonominya menengah ke bawah. Dan sekarang, setelah kita exercise oleh BPS, data kita sekarang sudah satu data. Yang pertama kita pastikan adalah satu data," tegasnya.