Tukang Bakso Keliling di Lebak Bulus Ungkap Perilaku Korban Pembunuhan Semasa Hidup
JAKARTA - Suyud Syaifullah, tukang bakso keliling di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan mengaku bila ia mengenal dengan RM (69), yang tewas di tangan cucunya, MAS (14).
Kata Suyud, rumah tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan itu milik RM, neneknya MAS. Ia menyebut RM sudah tinggal lama di rumah itu, bahkan AP (ibu MAS) besar di rumah itu sampai menikah dengan APW (40), yang juga tewas dalam peristiwa berdarah pada Sabtu, 30 November, 2024, pukul 01.20 WIB.
“Punya neneknya. Jadi, ayah dan ibunya, tinggal di tempat neneknya (MAS),” ujar Suyud saat ditemui di lokasi, Rabu, 5 Desember.
Suyud menyebut bila RM dan AP adalah pelanggan baksonya sejak lama. Katanya sejak AP masih kecil, sekitar tahun 1987.
Namun kini kebiasaan itu telah tiada, lantaran RM telah meninggal dunia di tangan cucunya, dengan tragis.
“Sering beli bakso. Tapi terakhir beli 2-3 minggu lalu di masjid. Sering beli sejak tahun (1987),” ungkap Suyud.
Menurut Suyud, orang yang paling aktif dalam keluarga itu adalah RM. Dia kerap bersosialisasi. Sedangkan AP dan APW lebih sering di dalam rumah.
“Neneknya (RM) yang sering ngobrol di sini. Yang aktif. Dia bendahara RW juga,” ungkapnya.
Baca juga:
- LRT City Drone Competitions, Memacu Andrenalin di Tengah Proses Pembangunan
- Ratusan Pengungsi Korban Kebakaran Rumah di Kemayoran Rebutan Pakaian Bekas
- Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Murid yang Pintar dan Berprestasi
- Polisi Bantah Motif Anak Bunuh Orangtua di Lebak Bulus karena Tekanan Pendidikan
Saat ditanya apa korban kerja sebagai apa, Suyud mengaku tidak mengetahuinya.
“Kalau itu belum tahu,” akunya.
Sementara itu, seorang asisten rumah tangga (ART) sekitar mengatakan bila keluarga korban terlihat menonjol meski berperilaku seperti warga lain pada umumnya.
“Tapi neneknya sering senam pagi. Setiap Sabtu-Minggu,” ungkapnya.
MAS (14), remaja tersangka kasus pembunuhan di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. MAS menyerang ayahnya, APW (40) dengan pisau saat tidur. Begitu juga dengan neneknya, RM (69), diserang menggunakan pisau hingga keduanya meninggal dunia.
Malam itu MAS juga ingin menghabisi nyawa ibunya, AP (40), namun sang ibu berhasil lolos meski dalam keadaan terluka. Menurut keterangan tetangga, AP kabur melompati pagar besi, lalu terlihat oleh warga sekitar yang terbangun.
Dua orang korban meninggal dunia sudah dimakamkan. Sedangkan AP sudah pulang dari RS Fatmawati usai menjalani perawatan medis akibat luka tusuk yang dilakukan anaknya.
AP diperiksa kepolisian untuk mengetahui detil kejadian tersebut.