Pasangan Intel Rusia Saksikan Piala Dunia di Kampung Halamannya, Menyamar Jadi Pendukung Sepak Bola
JAKARTA - Pasangan mata-mata Rusia, Artyom Dultsev dan Anna Dultseva diam-diam kembali ke negaranya untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia Sepak Bola 2018, menyamar sebagai pendukung salah satu negara dan memanfaatkannya untuk bertemu dengan kerabat.
Artyom, Anna bersama dua buah hatinya merupakan agen 'tidur' intelijen Rusia, agen yang ditanam untuk jangka waktu lama tanpa melakukan aktivitas intelijen nyata dan diaktifkan saat dibutuhkan, yang ditempatkan di Slovenia dengan samaran sebagai warga Argentina.
"Kami datang ke Rusia beberapa kali, tetapi ini tidak mudah untuk diatur, seperti yang dapat Anda bayangkan," kata Artyom Dultsev dalam wawancara dengan Razvedchik, seperti melansir TASS 11 Desember.
"Pada musim panas tahun 2018, ketika Rusia menyelenggarakan Piala Dunia FIFA. Kami memanfaatkan kesempatan itu dan datang (ke Rusia) sebagai orang asing. Kami menghadiri beberapa pertandingan, termasuk satu pertandingan di kota asal Anna, Nizhny Novgorod, tempat kami menonton Argentina bermain melawan Kroasia," urainya.
Nizhny Novgorod ketika itu dipenuhi pendukung Argentina, sehingga ia dan istrinya duduk di antara pendukung Tim Tango selama pertandingan, kenangnya.
"Sangat tidak biasa, harus saya katakan. Kami berada di rumah tetapi asing (bagi semua orang yang hadir)," ungkapnya.
"Ngomong-ngomong, Argentina kalah dalam pertandingan itu, yang membuat Sofia (putri Dultsev) sedih; dia bahkan menangis sedikit," tambahnya.
Mengutip Reuters, keluarga Dultsev dihukum pengadilan Slovenia karena berpura-pura menjadi warga Argentina untuk memata-matai negara Uni Eropa dan NATO.
Pasangan itu diduga sebagai "imigran gelap", agen penyamaran yang dilatih untuk menyamar sebagai orang asing, yang menghabiskan waktu bertahun-tahun tinggal di luar negeri dengan identitas samaran mereka.
Menurut Anna Dultseva, pasangan itu juga menggunakan kesempatan ini untuk mengatur pertemuan dengan kerabat mereka.
"Itu di rumah pedesaan orang tua saya; kedua belah pihak keluarga datang. Tentu saja, anak-anak tidak mengerti apa pun: kami berada di pedesaan dan orang-orang di depan mereka adalah kakek-nenek mereka. Mereka masih terlalu muda dan tidak mengajukan pertanyaan apa pun," jelasnya.
"Tetap saja, kami memutuskan perjalanan ke Nizhny akan penting bagi mereka. Mereka akan mengingatnya dan itu akan membantu mereka beradaptasi saat mereka kembali," tambahnya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi pasangan tersebut adalah 'imigran gelap' setelah mereka dibebaskan dan kembali ke Rusia.
"Anak-anak agen intelijen 'ilegal' yang terbang kemarin baru mengetahui bahwa mereka adalah orang Rusia setelah pesawat lepas landas (menuju Moskow) dari Ankara," kata Peskov kepada wartawan.
"Sebelumnya, mereka tidak tahu mereka orang Rusia dan bahwa mereka ada hubungannya dengan negara kita. Dan Anda mungkin melihat ketika anak-anak itu turun dari tangga pesawat, mereka tidak berbicara bahasa Rusia dan Putin menyapa mereka dalam bahasa Spanyol. Ia berkata Buenos Nochas," jelas Peskov.
"Anak-anak itu bertanya kepada orang tua mereka kemarin siapa yang menemui mereka (di Moskow). Mereka bahkan tidak tahu siapa Putin. Begitulah cara kerja 'imigran gelap'. Mereka melakukan pengorbanan seperti itu karena dedikasi terhadap pekerjaan mereka," ungkapnya.
Keluarga Dultsev tiba di Slovenia dengan paspor Argentina pada tahun 2017. Di sana mereka mendirikan perusahaan IT dan galeri daring. Setelah dimulainya operasi khusus di Ukraina pada tahun 2022, agen intelijen dari negara yang tidak disebutkan merekomendasikan agar Pemerintah Ljubljana memperhatikan keluarga itu dengan saksama.
Pasangan itu ditangkap dan kedua anak mereka, laki-laki dan perempuan, ditempatkan di panti asuhan. Penyidik berargumen mereka adalah agen rahasia dinas intelijen asing Rusia. Pasangan itu mengaku bersalah.
Pada tanggal 31 Juli 2024, pengadilan di Ljubljana menjatuhkan hukuman satu tahun tujuh bulan penjara kepada mereka atas tuduhan spionase. Mereka telah menghabiskan waktu sekitar periode tersebut dalam tahanan.
Awal Agustus lalu, keluarga Dultsev termasuk dalam delapan orang yang dibebaskan dan kembali ke Rusia, bagian dari pertukaran tahanan Timur-Barat terbesar sejak berakhirnya Perang Dingin.
Baca juga:
- PM Netanyahu Sebut Israel Ingin Bekerja Sama dengan Suriah, Tapi Siap Menyerang Jika Timbulkan Ancaman
- Presiden Zelensky Desak Sekutu Pasok Tambahan Sistem Pertahanan Patriot Pakai Dana Rusia
- Wamenlu Sebut Rusia Angkut Bashar al-Assad dengan Cara Paling Aman
- AS Lakukan Upaya Baru Wujudkan Gencatan Senjata saat Korban Tewas di Gaza Terus Bertambah
Presiden Vladimir Putin yang juga mantan perwira KGB dan mantan kepala dinas intelijen FSB Rusia menyambut langsung mereka di bandara Moskow, memeluk dan menjabat tangan mereka.
"Selamat atas kepulangan Anda semua ke Tanah Air. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesetiaan Anda terhadap sumpah dan tugas Anda kepada Tanah Air, yang tidak pernah melupakan Anda sedetik pun," katanya.
"Anda semua akan diberikan penghargaan negara. Saya akan menemui Anda lagi, kita akan membicarakan masa depan Anda," tambahnya.