Konflik Geopolitik Meningkat, Rupiah Berpotensi Melemah
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 11 Desember 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 10 Desember 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,02 persen di level Rp15.871 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,08 persen ke level harga Rp15.874 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membuat para pedagang kembali memilih dolar AS sebagai lindung nilai.
"Sementara pasar telah memperkirakan pemotongan suku bunga seperempat poin oleh Federal Reserve AS minggu depan sebagai kepastian yang hampir pasti, investor menunggu data harga konsumen AS pada hari Rabu," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Rabu, 11 Desember.
Selain itu, Ibrahim menyampaikan optimisme atas stimulus Tiongkok membuat pasar Asia sebagian besar mengabaikan petunjuk yang lemah dari Wall Street, karena kerugian dalam saham teknologi menyeret patokan AS dari rekor tertinggi.
Adapun, indeks saham berjangka AS datar dalam perdagangan Asia, menjelang data inflasi indeks harga konsumen utama untuk November, yang akan dirilis pada hari Rabu.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyebutkan, kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat pada November 2024. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2024 yang diprakirakan mencapai 211,5 atau tumbuh 1,7 persen (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya.
Perkembangan penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh peningkatan penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Suku Cadang dan Aksesori, serta Subkelompok Sandang. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh sebesar 0,4 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 0,01 persen (mtm).
Pada Oktober 2024, IPR tercatat 210,6 atau tumbuh 1,5 persen (yoy), tidak setinggi pertumbuhan pada September 2024 yang sebesar 4,8 persen (yoy). Pertumbuhan pada bulan Oktober 2024 terutama didorong oleh meningkatnya penjualan sejumlah kelompok seperti Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Subkelompok Sandang.
Secara bulanan, lanjut Ramdan, penjualan eceran pada Oktober 2024 mengalami kontraksi 0,01 persen (mtm), membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 2,5 persen (mtm).
Baca juga:
Perbaikan ini didorong oleh meningkatnya penjualan Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau didukung oleh kelancaran distribusi.
Dari sisi harga, tekanan inflasi 3 bulan yang akan datang pada Januari 2025 diprakirakan meningkat, sementara inflasi 6 bulan yang akan datang pada April 2025 diprakirakan menurun. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2025 yang tercatat sebesar 157,8, lebih tinggi dari IEH pada periode sebelumnya sebesar 152,6 seiring dengan curah hujan yang tinggi pada Januari 2025.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 11 Desember 2024 dalam rentang harga Rp15.860 - Rp15.950 per dolar AS.