PBB Sebut Kehadiran Israel di Zona Penyangga Suriah Melanggar Perjanjian 1974

JAKARTA - Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Stéphane Dujarric mengungkapkan pada Hari Senin, Pasukan Pengamat Pelepasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDOF) memberi tahu Israel, kehadiran pasukannya di zona penyangga Suriah akan melanggar Perjanjian 1974 tentang Pelepasan dengan Suriah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Hari Minggu mengatakan, ia telah memerintahkan militer untuk "mengambil alih" zona penyangga, yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dari wilayah Suriah lainnya.

PBB telah mengonfirmasi, pasukan Israel memasuki zona penyangga dan bergerak di dalam wilayah itu, tempat mereka tetap berada di setidaknya tiga lokasi, menurut Dujarric.

"Tidak boleh ada pasukan atau aktivitas militer di wilayah pemisahan," katanya, melansir CNN 10 Desember.

Dujarric juga mengatakan personel UNDOF, yang bertugas menjaga gencatan senjata antara Israel dan Suriah, mengawasi wilayah pemisahan dan pembatasan, tetap berada di posisi mereka dan melaksanakan aktivitas yang diamanatkan.

"Saat ini, situasi di wilayah operasi UNDOF relatif tenang," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Israel Defense Forces merilis rekaman baru yang memperlihatkan Brigade Pasukan Terjun Payung dikerahkan ke zona penyangga di perbatasan antara Israel dan Suriah, dikutip dari The Times of Israel.

Kemarin, Divisi Regional "Bashan" ke-210 IDF, yang bertugas di wilayah Dataran Tinggi Golan, mulai mengerahkan pasukan ke zona penyangga di dalam wilayah Suriah, termasuk di atas sisi Suriah Gunung Hermon.

IDF, menekankan pengerahan pasukannya ke zona penyangga adalah tindakan defensif dan sementara di tengah kekacauan di negara itu setelah jatuhnya rezim Assad, tetapi mungkin akan tetap di sana untuk waktu yang lama tergantung pada perkembangannya.

Pasukan terjun payung dan pasukan lainnya melakukan operasi defensif "untuk mencegah ancaman apa pun," kata militer.

Menurut IDF, pasukan dikerahkan ke posisi strategis tertentu di zona penyangga untuk mencegah orang bersenjata tak dikenal berada di daerah tersebut.

Menlu Saar mengatakan kehadiran pasukan sangat terbatas.

"Pada dasarnya dekat dengan perbatasan kami, terkadang beberapa ratus meter, terkadang satu mil atau dua mil," katanya.

"Ini adalah langkah yang sangat terbatas dan sementara yang kami ambil demi alasan keamanan."

Sebelumnya, Israel telah membersihkan ranjau darat dan membangun penghalang baru di perbatasan antara Dataran Tinggi Golan yang diduduki, serta jalur demiliterisasi yang berbatasan dengan Suriah pada Oktober.

Minggu pagi, militer mengatakan telah mengirim pasukan darat ke zona demiliterisasi, wilayah penyangga seluas 400 km persegi (155 mil persegi) yang dibuat berdasarkan Perjanjian Pemisahan Pasukan tahun 1974 dan diawasi oleh Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF).