Cegah Kasus DBD Meningkat, Dinkes Kota Bandung Imbau Warga Gerakkan PSM dan Jumantik
JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian, mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam upaya pemberantasan demam berdarah dengue (DBD). Hingga November 2024, tercatat sebanyak 7.310 kasus DBD terjadi di Kota Bandung.
Ia juga menyoroti faktor lingkungan sebagai penyebab tingginya kasus DBD. Genangan air dari sampah yang tidak terangkut, terutama pada musim hujan, menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.
"Jika sampah dibiarkan menumpuk, ditambah hujan setiap hari, maka potensi penyebaran DBD semakin besar," kata Anhar di laman Pemprov Jabar.
Sebagai langkah preventif, Dinkes Kota Bandung menggalakkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) dan mengimbau setiap rumah memiliki satu juru pemantau jentik (jumantik).
Baca juga:
"Kami dorong gerakan satu rumah satu jumantik. Jangan hanya mengandalkan petugas puskesmas. Di kantor-kantor juga perlu ada petugas khusus untuk memeriksa jentik nyamuk," ujar Anhar lagi.
Selain itu, program Wolbachia juga telah diterapkan di dua lokasi di Bandung, yakni Kecamatan Ujungberung dan Kiaracondong, sebagai upaya jangka panjang untuk mengendalikan populasi nyamuk pembawa virus Aedes aegypti.
"Program Wolbachia ini insyaallah berjalan, tapi memang hasilnya jangka panjang, mungkin sampai 12 tahun lagi," ujarnya.
Anhar lebih lanjut berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya pencegahan DBD melalui kebersihan lingkungan dan deteksi dini.
"Gerakan PSM dan jumantik harus menjadi kebiasaan sehari-hari. Dengan upaya bersama, kita bisa menekan angka kasus DBD di Kota Bandung," ungkapnya.