OKU di Sumsel Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir dan Longsor

JAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ulu (OKU) di Sumatera Selatan (Sumsel) menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor menghadapi musim hujan tahun ini.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Januar Efendi mengatakan, penetapan status menindaklanjuti peristiwa bencana alam di wilayah setempat yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir.

"Seperti bencana alam puting beliung pada Kamis (28/11) menerjang 67 unit rumah warga di dua desa hingga mengalami rusak ringan," katanya di Baturaja, OKU, Selasa 3 Desember, disitat Antara.

Oleh sebab itu, kata dia, penetapan status ini perlu dilakukan menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi berlangsung pada akhir 2024 sebagai upaya pencegahan sedini mungkin terhadap potensi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja.

Dia menjelaskan penetapan status berdasarkan Surat Keputusan Bupati OKU Nomor 300.2.3/897/KPTS/XLIV.1/2024 tentang penetapan status keadaan siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor.

Dalam penetapan status tersebut, pihaknya meningkatkan kapasitas personel penanggulangan bencana agar banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin guna mengantisipasi korban jiwa.

Sebanyak 940 personel yang tergabung dalam satgas penanggulangan bencana disiagakan guna menindaklanjuti cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan dampak banjir dan tanah longsor.

Selain personel, pihaknya menyiapkan peralatan penanggulangan bencana, antara lain enam perahu karet, dua perahu fiber, 10 mobil rescue, 125 motor trail, 20 mesin sedot apung, enam tenda pengungsian, dan 60 tenda keluarga.

BPBD OKU telah memetakan 11 kecamatan di wilayah itu rawan banjir dan tanah longsor saat musim hujan, meliputi Muara Jaya, Ulu Ogan, Pengandonan, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Peninjauan, Lengkiti, Kedaton Peninjauan Raya, dan Lubuk Raja.

"Kami juga mengimbau masyarakat terutama yang bermukim di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan dan wilayah perbukitan agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana alam supaya tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.