BPS Catat Inflasi di Papua Tertinggi se-Indonesia pada November 2024
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa 33 provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Dimana provinsi Papua mencatatkan inflasi tertinggi mencapai 1,41 persen.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan 33 provinsi dari 38 provinsi di Indonesia yang mengalami inflasi sedangkan 5 provinsi lainnya mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Papua sebesar 1,41 persen dan deflasi terdalam terjadi di Sulawesi Barat sebesar 0,17 persen," ujarnya dalam Konferensi Pers, Senin, 2 Desember.
Amalia menyampaikan empat provinsi lainnya, yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Papua Barat sebesar 0,74 persen, Sumatera Selatan 0,58 persen, Nusa Tenggara Barat 0,56 persen dan Sumatera Utara 0,54 persen.
Sedangkan lima provinsi yang mengalami deflasi yaitu, Sulawesi Barat 0,17 persen, Papua Penggunungan 0,15 persen, Kalimantan Utara 0,12 persen, Papua Barat Daya 0,04 persen dan Sulawesi Tengah 0,01 persen.
Selain itu, Amalia menyampaikan secara bulanan, terjadi inflasi pada November 2024 yang tercatat sebesar 0,30 persen secara bulanan atau month to month (mom) atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2024 sebesar 0,08 persen.
Amalia menyampaikan inflasi pada November 2024 lebih dalam jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2024.
"Terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 106,01 pada Oktober 2024 menjadi 106,33 pada November 2024," ucapnya dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin, 2 Desember.
Amalia menyampaikan secara tahunan atau year on year (yoy) terjadi inflasi pada November 2024 sebesar 1,55 persen. Sementara inflasi dalam tahun kalender atau year to date (ytd) sebesar 1,12 persen.
Baca juga:
"Inflasi bulanan pada November 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober 2024, tetapi masih lebih rendah jika kita bandingkan dengan November 2023," ujarnya.
Menurut Amalia, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,78 persen dengan andil inflasi sebesar 0,22 persen.
Sementara itu terdapat komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok tersebut adalah bawang merah dan tomat dengan andil inflasi masing-masing 0,01 persen.
Selain itu, komoditas lainnya yang memberi andil inflasi seperti emas perhiasan dengan andil 0,04 persen, daging ayam ras dan minyak goreng 0,03 persen, serta bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin, dan kopi bubuk masing-masing 0,01 persen.