Makin Mengkhawatirkan, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan Untuk Selamatkan Masyarakat dari Jerat Judi Online

JAKARTA - Judi online semakin marak perkembangannya dan semakin memprihatinkan. Data terbaru menunjukkan bahwa terdapat 8,8 juta masyarakat Indonesia yang bermain judi online di tahun 2024, seperti yang dikemukakan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan. Mirisnya, terdapat 80.000 anak di bawah umur 10 tahun yang diduga juga menjadi pemain judi online.

Selain itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa terdapat banyak pelajar dan mahasiswa yang terlibat dalam judi online. "Kelompok pelajar dan mahasiswa yang terlibat judi online sampai saat ini berjumlah total 960.000," ungkap Satryo dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Jakarta, Kamis (21/11).

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga November 2024 telah memblokir kurang lebih 10.000 rekening bank yang terbukti berkaitan dengan praktik judi online, termasuk rekening bank milik pemain dan pengembang aplikasi judi online.

Data menunjukkan, perputaran dana di judi online sangatlah masif. Menkopolkam Budi Gunawan juga mengatakan total perputaran uang judi online di Indonesia telah mencapai Rp900 triliun selama periode 2024. Besarnya total perputaran uang yang sangat besar tersebut menunjukkan dampak yang diakibatkan oleh judi online ini kian mengkhawatirkan.

Dilansir dari laman Universitas Indonesia (UI), salah satu faktor awal yang mendorong seseorang melakukan judi online adalah faktor psikologis, seperti rasa penasaran. Berawal dari penasaran, setelah mendapatkan cuan yang besar mereka mulai ketagihan dan menambah terus modal judinya. Selain faktor psikologis, juga faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang kuat bagi seseorang untuk tergoda melakukan judi online.

Rendahnya literasi keuangan masih menjadi salah satu pemicu utama fenomena maraknya judi online. Pemerintah selama beberapa tahun ke belakang secara gencar mengajak para pelaku lembaga jasa keuangan untuk bersama-sama melakukan beragam upaya untuk meningkatkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia.

Pengajar di Program Studi (Prodi) Administrasi Keuangan dan Perbankan Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI), Vindaniar Yuristamanda Putri, S.I.A., M.M., mengatakan, “Literasi keuangan ini perlu didukung oleh semua pihak, baik pemerintah, akademisi, hingga tokoh masyarakat sekitar. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan selayaknya bertindak cepat dalam memberantas praktik judi online ini.”

Bank Neo Commerce (BNC), sebagai lembaga jasa keuangan di Indonesia, berkomitmen mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan. Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Eri Budiono mengatakan, pihaknya melihat judi online semakin mengkhawatirkan karena menjerat jutaan masyarakat Indonesia, yang mayoritas berusia produktif.

"Apabila dibiarkan, judi online bisa membuat perekonomian terancam karena semakin banyak masyarakat yang berpotensi terjerat kemiskinan. Literasi keuangan penting untuk melindungi masyarakat dari godaan judi online. Diperlukan upaya kolektif bersama untuk menjangkau seluas-luasnya masyarakat. Secara khusus, BNC aktif melakukan kegiatan literasi keuangan secara berkesinambungan untuk mendukung program pemerintah dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya judi online," ucapnya dalam siaran resmi yang diterima VOI.

Oleh sebab itu, Eri Budiono menyampaikan penting menyelenggarakan beragam kegiatan literasi keuangan baik online maupun offline, dengan menggandeng berbagai pihak.

"Wujud nyata upaya ini mendapatkan apresiasi dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menganugerahkan penghargaan kepada BNC pada akhir tahun 2023 sebagai Bank Teraktif dalam Kegiatan Literasi Keuangan pada ajang LPS Awards 2023 lalu. Ke depan, BNC berharap dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas, termasuk ke berbagai daerah yang masyarakatnya rentan terjerat judi online," katanya.

Ia mengajak serta berbagai komunitas untuk memperluas jangkauan dalam memberikan edukasi terkait keuangan. Komunitas yang ikut serta sangat beragam mulai dari para mahasiswa, komunitas lifestyle dan musik, komunitas otomotif, para praktisi dan masyarakat umum, serta para profesional seperti apoteker yang ikut serta di ajang Bali Pharmacy Festival 2022.

“Diharapkan penyelenggaraan kegiatan literasi keuangan, dapat turut serta mendukung pemerintah dalam meningkatkan taraf literasi keuangan masyarakat Indonesia. Yang pada akhirnya ke depan dapat ikut mengurangi maraknya fenomena judi online yang ada di masyarakat, seiring meningkatnya taraf literasi keuangan masyarakat,” tutup Eri.