Mengenal Parasocial Relationship, Hubungan Khayalan antara Fans dan Idolanya

JAKARTA - Parasocial relationship atau hubungan parasosial adalah sebuah hubungan “khayalan” atau imajiner yang kerap terjadi antara fans dan idolanya. Mengapa dikatakan hubungan imajiner? Karena dalam hubungan parasosial, hubungan yang ada bersifat sepihak dimana satu pihak memberikan energi, waktu, dan menunjukkan minat terhadap pihak lain, sementara pihak satunya tidak menyadari keberadaan pihak pertama.

Hubungan parasosial ini sendiri umumnya terjadi pada selebritas, atlet, influencer, atau siapapun, bahkan bisa juga sebuah karakter dari animasi atau games. Uniknya, istilah hubungan parasosial pertama kali dicetuskan oleh Donald Horton dan Richard Wohl pada tahun 1950-an setelah melihat bagaimana dinamika hubungan antara penonton dengan berbagai artis, baik di televisi, film, maupun program berita.

Pasti di antara Anda pernah setidaknya melakukan satu atau dua hal dari beberapa bentuk hubungan parasosial. Seperti bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan atau dipikirkan oleh idola saat ini. Selalu mengecek media sosial untuk mengetahui info-info terbaru dari idola, merasa memiliki ikatan batin yang kuat dengan idola, hingga bahkan pernah membayangkan bagaimana jika Anda dapat menjalin hubungan dengan idola. Nah beberapa hal tersebutlah menjadi ciri-ciri kalau Anda terjalin dalam hubungan parasosial.

Pada tahun 2006, peneliti David Giles dan John Maltby, disadur dari Cleveland Clinic, Selasa, 26 November, mengklasifikasikan hubungan parasosial ke dalam tiga subkategori yakni hiburan-sosial, intens-pribadi, dan ambang-patologis. Elemen utama yang membedakan berbagai jenis kasih sayang ini adalah besarnya kendali yang dimiliki atas perasaan Anda.

Hubungan parasosial hiburan-sosial

Menurut Giles dan Maltby, mayoritas hubungan parasosial termasuk dalam ranah hiburan-sosial. Dengan kata lain, Anda tertarik pada selebritas atau karakter karena Anda merasa mereka menarik. Dan karena menjadi penggemar mereka memudahkan hubungan nyata dalam hidup Anda.

Anda tahu bahwa sebenarnya tidak mengenal orang yang dimaksud, tetapi mempelajari dan membicarakan mereka itu menyenangkan. Tidak ada yang salah dengan itu! Faktanya, ini adalah cara yang bagus mendapatkan teman dan mempelajari hal-hal baru.

Hubungan parasosial intens-pribadi

Kategori kedua yang paling umum dari hubungan parasosial adalah jenis "intens-pribadi". Giles dan Maltby menggambarkan tingkat keterikatan ini sebagai cerminan "perasaan yang intens dan kompulsif terhadap selebritas."

Dalam hubungan parasosial yang intens-pribadi, Anda memahami bahwa hubungan Anda tidak nyata, tetapi Anda juga tidak sepenuhnya mengendalikan perasaan terhadap orang atau karakter yang dimaksud. Memiliki "ketertarikan pada selebritas" adalah satu hal. Kebanyakan orang pernah mengalaminya. Namun, terobsesi adalah hal lain, merasa bahwa seseorang yang belum pernah Anda temui adalah belahan jiwa, sahabat, atau seseorang yang pantas disembah.

Orang-orang dengan hubungan parasosial yang intens-pribadi mungkin merasa perlu memeriksa media sosial selebritas setiap hari, atau kesulitan fokus pada hal-hal lain, seperti pekerjaan atau sekolah. Emosi intens ini dapat mencegah Anda membangun ikatan erat dengan orang lain, atau menyebabkan keretakan ketika orang-orang di sekitar tidak memiliki perasaan yang sama.

Hubungan parasosial ambang-patologis

Bentuk hubungan parasosial yang paling jarang terjadi dan paling berbahaya adalah jenis ambang-patologis. Dalam situasi ini, seseorang tidak dapat lagi mengendalikan pikiran, perasaan, atau (dalam beberapa kasus) perilakunya. Hubungan parasosial ambang-patologis dapat menyebabkan penguntitan atau kekerasan.

Giles dan Maltby memberikan dua contoh gagasan yang mungkin dimiliki orang-orang dengan hubungan parasosial mendekati patologis. Yang pertama adalah, "Saya akan dengan senang hati mati untuk menyelamatkan nyawa selebritas favorit saya." Yang kedua adalah, "'Jika saya masuk ke rumah selebritas favorit saya, mereka akan senang melihat saya."

Contoh hubungan parasosial patologis paling terkenal yaitu kasus John Hinkley Jr. menembak Presiden AS saat itu, Ronald Reagan, pada tahun 1981. Setelah percobaan pembunuhan itu, Hinkley mengungkapkan bahwa dia menembak Presiden tersebut dalam upaya membuat aktris Jodie Foster terkesan.

Terlepas dari hubungan parasosial yang hanya sebatas imajiner dan terkesan “negatif”, nyatanya ada juga dampak positifnya. Terjalin dalam hubungan parasosial memberi kita kesempatan lebih untuk dapat terhubung dengan orang lain dalam dunia nyata, misalnya berkumpul bersama sesama penggemar lainnya. Kita juga jadi memiliki support system dalam keseharian dari idola kita, yang mana bisa untuk meningkatkan kepercayaan diri dan juga sebagai motivasi untuk hidup sehari-hari.

Namun tentu saja, jika hubungan parasosial ini dilakukan secara berlebihan atau sudah ditahap “fanatik”, maka bisa berdampak negatif. Seperti menyebabkan harapan yang tidak realistis atau celebrity worship syndrome, sering membandingkan kehidupan diri sendiri dengan kehidupan idola, dan timbulnya rasa empati berlebihan terhadap setiap hal yang berkaitan dengan idola. Oleh karena itu, sebaiknya jangan terlalu berlebihan dalam hubungan parasosial.