Komisi III DPR Minta Usut Tuntas Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok, Propam Harus Dievaluasi
JAKARTA - Komisi III DPR prihatin atas tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanti Anshari. AKP Ulil diduga ditembak Kabag Ops Polres Sumatera Barat AKP Dadang Iskandar dari jarak dekat.
"Jadi kejadian yang sangat memprihatinkan tersebut adalah tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan yang disebutkan ditembak oleh Kabag Ops Polres Sumbar," ujar Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, Jumat, 22 November.
"Kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Kasat Reskrim, semoga almarhum mendapat tempat di sisi Allah SWT dan kami mengutuk keras perilaku brutal oknum Kabag Ops tersebut yang melakukan penembakan," sambungnya.
Habiburokhman meminta peristiwa ini diusut secara tuntas, baik kasus penembakan hingga tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok, serta kasus yang melatarbelakangi terjadinya pertikaian ini.
"Info yang kami dapat, terkait penindakan penambangan ilegal tipe galian C. Harus diusut tuntas apakah pelaku ini membekingi tambang ilegal yang ditindak oleh alm Satreskrim serta jajarannya," kata Waketum Gerindra itu.
Komisi III DPR juga menyayangkan standar yang ditetapkan oleh Propam setempat. Menurutnya, Propam juga harus dievaluasi karena tidak tegas saat mengamankan pelaku.
"Kami lihat seorang yang jelas-jelas tersangka pelaku penembakan itu tidak diborgol ketika dibawa maupun ketika ada di ruangan bahkan seolah olah didampingi seperti halnya pejabat kepolisian. Nah ini harus dievaluasi, Propamnya juga dievaluasi. Harusnya kan diborgol karena sudah Melakukan tindakan yang sangat sangat ekstrem," tegas Habiburokhman.
Karena itu, Komisi III DPR merencanakan akan melakukan kunjungan spesifik ke Sumbar pada Senin, 25 November.
"Apabila memungkinkan kami pingin ke lokasinya. Saya cek tadi di google jaraknya 100 km dari kota Padang, 2,5 jam mungkin bisa ditempuh, dan berikutnya kami akan memanggil Kapolres, Kapolda dan Kadiv Propam Mabes Polri agar kasus kasus seperti ini bener bener bisa diusut secara tuntas dan jangan sampai terjadi lagi di kemudian hari," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono membeberkan hasil pendalaman sementara kasus polisi tembak polisi. AKP Ulil Ryanti Anshari yang menjadi korban disebut ditembak dari jarak dekat oleh AKP Dadang Iskandar.
"Yang dilakukan oknum ini adalah melakukan tembakan. Diduga melakukan tembakan. Diduga kuat melakukan tembakan, dari jarak dekat terhadap korban yang akhirnya korban meninggal dunia," ujar Suharyono kepada wartawan, Jumat, 22 November.
Tak dijelakan secara rinci berapa tembakan yang diarahkan AKP Dadang Iskandar kepada AKP Ulil Ryanti Anshari.
Baca juga:
- Serangan Drone Rusia Tewaskan 2 Orang di Sumy Ukraina
- Komentari Postingan PM Albanese, Elon Musk Kritik UU Australia Larang Medsos untuk Anak di Bawah 16 Tahun
- Serangan Israel Tewaskan 47 Orang di Lebanon, Proposal Gencatan Senjata Dibawa Utusan AS ke Netanyahu
- PM Israel Netanyahu Bebas Bepergian ke Luar Negeri, Tapi Risikonya Ditangkap Negara Anggota ICC
Dari informasi yang beredar, ada 9 kali tembakan saat insiden tersebut. Dua di antaranya mengenai pelipis dan pipi AKP Ulil Ryanti Anshari.
Hanya disampaikan bila proses pemeriksaan terhadap AKP Dadang Iskandar yang merupakan tersangka masih dilakukan secara intensif sehingga nantinya akan terungkap motif sebenarnya.
Ada dugaan aksi penembakan itu karena AKP Dadang Iskandar tak terima dengan ditindaknya tambang galian C oleh AKP Ulil Ryanti Anshari.
"Saat ini secara intensif sedang kita dalama apa yang menjadi motif. Kita belum bisa menginformasikan secara utuh kecuali nanti kita sudah kumpulkan keterangan saksi dan dari yang diduga tersangka," kata Suharyono.