Seniman Keluhkan Harga Sewa TIM Mahal, Kementerian Kebudayaan Beri Tanggapan

JAKARTA - Kementerian Kebudayaan menyelenggarakan acara Ngopi Pagi Insan Budaya di Kemendikbudristek, Sudirman, Jakarta pada Kamis, 21 November 2024. Dalam pertemuan acara ini, puluhan pelaku seni sampai budaya di Indonesia memberikan saran untuk Kementerian Kebudayaan. Tak hanya itu, mereka juga mengeluhkan kondisi kurang mengenakan menjadi pelaku seni hingga budaya.

Salah satunya adalah pendiri Teater Koma, Ratna Riantiarno. Ia mengeluhkan harga sewa pertunjukan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta yang sangat mahal. Selama puluhan tahun, ia sering mementaskan pertunjukan dan kini ia mengeluhkan harga sewa yang mahal.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menanggapi keluhan tersebut. Mantan anggota DPR RI ini juga berharap agar harga sewa di TIM segera diturunkan. Ia juga akan berkomunikasi dengan pihak TIM.

"Panggung semakin mahal. Kita perlu komunikasikan dengan sejumlah lembaga yang punya akses seperti Taman Ismail Marzuki. Tentu kita bicara supaya tidak boleh terlalu mahal," tutur Fadli Zon.

Selain dengan pihak TIM, Fadli Zon mengatakan dirinya akan melakukan pertemuan dengan pemerintah provinsi dan Jakpro. Menurutnya, seniman tidak perlu diberikan harga sewa yang mahal.

"Akhirnya seniman budaya tidak bisa mengakses disamakan dengan mereka yang komersial. Kita bakal undang stakeholder, bicara dengan pemerintah provinsi, JakPro, pengelola lain biar ada afirmasi, bahwa ada panggung kebudayaan yang sepenuhnya nggak komersial," paparnya.

Tak hanya Fadli Zon, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha menanggapi keluhan dari Ratna saat menyampaikan kata sambutan. Dia mengaku tak mengerti permasalahan di TIM. Tetapi, ia sempat menemui pengurus TIM, termasuk JakPro.

"Saya bicara secara terbuka bahwa TIM memang dibagi kepengurusannya. Ada yang diurus oleh Dikbud Jakarta (Pemprov DKI), ada yang diurus oleh JakPro, ini yang harus dilakukan pendekatan, saya sudah dikasih arahannya," kata Giring.

Usai berdiskusi Menteri Fadli Zon, Giring mengaku akan menunggu Pilkada setelah terpilihnya Gubernur Jakarta.

"Kita tunggu sampai Pilkada selesai, siapa yang menang nanti. Pak Menteri akan langsung menghubungi Gubernur dan Wakil Gubernur." lanjutnya.