Kremlin Sebut Saluran Telepon Khusus AS-Rusia untuk Meredakan Krisis Belum Digunakan
JAKARTA - Saluran telepon khusus antara Rusia dan Amerika Serikat yang dibuat untuk meredakan krisis sejauh ini belum digunakan, kata Kremlin, saat risiko nuklir meningkat lantaran meningkatnya ketegangan Moskow dengan Washington.
Apa yang disebut saluran telepon khusus antara Moskow dan Washington dibangun pada tahun 1963 untuk mengurangi mispersepsi yang memicu Krisis Rudal Kuba tahun 1962, dengan memungkinkan komunikasi langsung antara para pemimpin AS dan Rusia.
"Kami memiliki jalur aman khusus untuk komunikasi antara kedua presiden, Rusia dan Amerika Serikat. Selain itu, bahkan untuk komunikasi video," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada kantor berita negara TASS, melansir Reuters 20 November.
Namun ketika ditanya apakah saluran ini sedang digunakan, ia berkata, "belum."
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Selasa menurunkan ambang batas untuk serangan nuklir sebagai tanggapan terhadap berbagai serangan konvensional, beberapa hari setelah laporan mengatakan Washington telah mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang jauh ke Rusia.
Ukraina sendiri menggunakan rudal ATACMS AS untuk menyerang wilayah Rusia pada Hari Selasa, memanfaatkan izin yang baru diberikan dari Pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Moskow mengatakan penggunaan ATACMS, rudal jarak jauh yang dipasok Washington ke Ukraina sejauh ini, merupakan sinyal yang jelas Barat ingin meningkatkan konflik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diketahui telah lama memohon kepada Washington dan sekutu NATO-nya untuk mengizinkan penggunaan senjata jarak jauh, dengan mengatakan senjata itu diperlukan untuk menghancurkan infrastruktur militer dan transportasi yang menjadi kunci upaya perang Rusia.
Di sisi lain, Moskow mengatakan senjata semacam itu tidak dapat diluncurkan tanpa dukungan operasional langsung AS dan penggunaannya akan menjadikan Washington sebagai kombatan langsung dalam perang tersebut, yang mendorong Rusia untuk membalas.
Diplomat Rusia mengatakan krisis antara Moskow dan Washington sekarang sebanding dengan Krisis Rudal Kuba tahun 1962, ketika kedua negara adidaya Perang Dingin itu hampir saja melakukan perang nuklir yang disengaja, dengan Barat melakukan kesalahan jika mengira Rusia akan mengalah soal Ukraina.
Baca juga:
- Negara Anggota Uni Eropa Sepakat Kerja Sama Kembangkan Pertahanan Udara hingga Peperangan Elektronik
- PM Starmer Sebut Perubahan Doktrin Nuklir Rusia Tidak Menghalangi Dukungan Inggris ke Ukraina
- Amerika Serikat dan Israel akan Bahas Korban Sipil di Gaza Awal Bulan Depan
- Gedung Putih Pastikan Amerika Serikat Tidak akan Mengubah Doktrin Nuklirnya
Kremlin mengatakan Rusia menganggap senjata nuklir sebagai alat pencegahan dan doktrin nuklirnya yang diperbarui dimaksudkan untuk memperjelas kepada musuh potensial, pembalasan tidak dapat dihindari jika mereka menyerang Rusia.
Pada Hari Rabu, Peskov mengatakan kepada kantor berita RIA, Barat berusaha untuk menimbulkan kekalahan strategis bagi Rusia dengan membiarkan Kyiv menyerang jauh ke dalam Rusia dengan senjata buatan AS.
"Dan, tentu saja, mereka menggunakan Ukraina sebagai alat di tangan mereka untuk mencapai tujuan ini," kata Peskov.