Puluhan Anggota Geng Haiti Tewas, Mayatnya Dibakar Warga
JAKARTA - Lebih dari 20 orang yang diduga anggota geng tewas di ibu kota Haiti setelah penduduk bersama dengan polisi melawan upaya serangan di daerah perbukitan di pinggiran Port-au-Prince.
Kawasan pinggiran Petion-Ville ditutup pada Selasa, 19 November. ketika penduduk membarikade jalan-jalan dan meminta mereka yang bukan berasal dari daerah tersebut untuk tinggal di rumah.
Beberapa warga membawa parang dan palu di tangan, untuk melindungi distrik tersebut dari invasi geng lainnya.
Seorang reporter Reuters melihat sekitar 25 mayat di lingkungan Delmas, Canape Vert dan Petion-Ville, di mana warga membakar mayat tersangka penjahat di bawah ban yang terbakar.
Wakil juru bicara kepolisian nasional Lionel Lazarre mengatakan kepada Reuters sekitar 30 orang yang dia gambarkan sebagai anggota geng terluka parah sepanjang hari itu.
“Masyarakat berdiri di samping Kepolisian Nasional Haiti pada saat-saat ini. Mereka akan terus bekerja sama,” katanya.
Lazarre sebelumnya mengatakan kepada radio lokal, polisi mencegat orang-orang bersenjata yang bepergian dengan van. Polisi juga menyita senjata seperti senapan Kalashnikov.
Warga setempat Anara, mengatakan pria dan wanita datang sejak tengah malam dengan bersenjata lengkap.
“Kami memberi mereka jawaban yang jelas,” katanya. “Kami tidak akan menyerahkan kawasan ini, kami tidak akan pergi,” imbuhnya.
Surat kabar lokal Le Nouvelliste melaporkan insiden "bwa kale" di beberapa wilayah ibu kota, mengacu pada gerakan main hakim sendiri yang dimulai pada April tahun lalu, ketika warga melakukan hukuman mati tanpa pengadilan dan membakar orang yang dicurigai sebagai anggota geng.
Polisi nasional Haiti yang kekurangan dana telah memecat ribuan anggotanya dalam beberapa tahun terakhir.
PBB telah melaporkan 149 kasus "bwa kale" antara bulan Juni dan September tahun ini.