Konvoi Seratusan Truk Bantuan Makanan untuk Warga Gaza Dijarah

JAKARTA- Konvoi 109 truk dijarah dengan 'kejam' pada 16 November setelah menyeberang ke Gaza, yang mengakibatkan hilangnya 98 truk.

Hal ini disampaikan pejabat Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) kepada Reuters, Senin, 18 November.

Konvoi yang membawa makanan yang disediakan oleh badan-badan PBB UNRWA dan Program Pangan Dunia diinstruksikan oleh Israel untuk berangkat dalam waktu singkat melalui rute yang tidak biasa dari penyeberangan Kerem Shalom, kata Louise Wateridge, Pejabat Senior Darurat UNRWA kepada Reuters.

“Insiden ini menyoroti betapa parahnya tantangan akses dalam membawa bantuan ke Gaza selatan dan tengah,” katanya.

Perserikatan Bangsa Bangsa sebelumnya mengatakan 85 persen upayanya untuk mengoordinasikan konvoi bantuan dan kunjungan kemanusiaan ke Gaza utara ditolak atau dihalangi oleh otoritas Israel bulan lalu.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan telah mengajukan 98 permintaan kepada otoritas Israel untuk izin melintasi pos pemeriksaan di sepanjang Lembah Gaza, tetapi hanya 15 yang dikabulkan, menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric, dikutip dari WAFA.

Dujarric mengatakan OCHA "prihatin tentang nasib warga Palestina yang tersisa di Gaza utara saat blokade berlanjut dan mendesak Israel untuk membuka daerah itu untuk operasi kemanusiaan sejauh yang diperlukan mengingat kebutuhan yang sangat besar."

“Selama tiga hari terakhir, tim dari OCHA, badan hak asasi manusia PBB, penjinak ranjau dan kelompok kemanusiaan lainnya telah mengunjungi sembilan lokasi di Kota Gaza untuk menilai kebutuhan ratusan keluarga yang mengungsi, banyak di antaranya kembali ke Gaza utara,” paparnya.

Dalam laporan baru yang diterbitkan pada Hari Senin, OCHA mengatakan organisasi kemanusiaan mengajukan 50 permintaan kepada otoritas Israel untuk memasuki Gaza utara pada Oktober, 33 di antaranya ditolak dan delapan diterima tetapi menghadapi kendala, termasuk penundaan, yang mencegah mereka menyelesaikan tugas mereka, menurut juru bicara tersebut.