Gara-gara Krisis Energi, Rusia Batasi Penambangan Kripto

JAKARTA - Penambangan kripto di Rusia menghadapi ancaman pembatasan besar-besaran setelah Kementerian Energi negara tersebut mengusulkan larangan berkala di beberapa wilayah dengan pasokan listrik terbatas. Langkah ini, yang dirancang untuk mengatasi defisit energi selama musim dingin, memperlihatkan bagaimana sektor energi dan kebijakan fiskal Rusia diprioritaskan di atas industri kripto. Kebijakan ini dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Desember 2024 hingga 15 Maret 2025 dan berlaku setiap tahun hingga setidaknya 2031.

Menurut TASS, kantor berita resmi Rusia, proposal ini dibuat sebagai tanggapan atas perkiraan defisit energi di beberapa wilayah, termasuk Irkutsk, Buryatia, Trans-Baikal, dan kawasan Kaukasus Utara seperti Dagestan, Chechnya, dan Ossetia. Wilayah yang menerima subsidi harga listrik akan menjadi fokus utama larangan ini. Langkah tersebut dianggap penting untuk menjaga stabilitas energi selama musim dingin, ketika konsumsi listrik biasanya melonjak tajam.  

Dilansir dari News Bitcoin, pejabat anonim dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa proposal ini akan dibahas pada rapat komisi pemerintah pada 18 November 2024. Jika disetujui, larangan ini akan berdampak langsung pada operator tambang kripto di kawasan tersebut, yang akan dipaksa untuk menghentikan operasi mereka selama musim puncak permintaan energi.

Langkah pembatasan ini bukan tanpa alasan. Wilayah Siberia, misalnya, telah menjadi pusat aktivitas penambangan kripto berkat suhu dinginnya yang alami dan harga listrik yang relatif rendah. Namun, lonjakan konsumsi energi akibat aktivitas ini telah membebani jaringan listrik lokal, memicu keluhan dari masyarakat setempat dan otoritas energi.  

Pada bulan Oktober 2024, Wakil Menteri Energi Rusia, Yevgeny Grabchak, menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat menjamin kapasitas energi besar untuk sektor ini hingga tahun 2030. Pernyataannya mencerminkan tantangan besar yang dihadapi negara dalam menyeimbangkan kebutuhan energi industri kripto dengan kebutuhan domestik lainnya.  

Meskipun pembatasan ini bertujuan untuk melindungi infrastruktur energi, dampaknya terhadap pasar kripto global tidak bisa diabaikan. Rusia merupakan salah satu pemain utama dalam ekosistem penambangan kripto global, terutama untuk aset seperti Bitcoin (BTC). Larangan ini berpotensi mengurangi hash rate global, yang dapat memengaruhi waktu transaksi dan biaya di jaringan blockchain.  

Selain itu, penambang kripto di wilayah yang terkena dampak mungkin harus mencari alternatif lokasi dengan regulasi yang lebih ramah atau infrastruktur listrik yang lebih stabil. Hal ini bisa memicu gelombang migrasi penambang ke negara-negara seperti Kazakhstan atau bahkan ke wilayah lain di Asia Tengah.