JAKARTA – Negara terbesar di dunia, Rusia, baru-baru ini dilaporkan telah menjadi negara penambang mata uang kripto terkemuka di muka bumi. Bahkan, peringkat Rusia sebagai negara penambang telah naik signifikan ke posisi kedua setelah Amerika Serikat. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah energi yang digunakan untuk menambang.
Menurut data dari operator penambangan terbesar di Rusia, Bitriver, kapasitas energi yang digunakan untuk menambang mata uang digital di Rusia telah mencapai 1 gigawatt (GW) pada tiga bulan pertama tahun ini, membuat Rusia naik ke peringkat kedua dunia dalam hal total kapasitas energi.
Sementara itu, Amerika Serikat tetap menjadi pemimpin dalam hal penambangan kripto dengan 3 hingga 4 GW, seperti yang dilaporkan oleh surat kabar bisnis Rusia, Kommersant. Sementara itu, negara-negara seperti negara-negara Teluk (700 MW), Kanada (400 MW), Malaysia (300 MW), Argentina (135 MW), Islandia (120 MW), Paraguay (100-125 MW), Kazakhstan (100 MW), dan Irlandia (90 MW) juga tercatat dalam 10 besar.
Bitriver mencatat bahwa tren positif untuk Rusia terkait dengan pengurangan aktivitas penambangan di Kazakhstan tahun lalu, di mana otoritas telah menutup pusat data penambangan yang diizinkan dan menindak penambang ilegal karena kekurangan listrik.
BACA JUGA:
Kekurangan daya tumbuh di negara Asia Tengah itu disebabkan oleh masuknya penambang setelah penghentian China pada industri tersebut. Undang-undang yang membatasi akses penambang ke listrik yang murah dan subsidi telah diberlakukan pada Februari.
Dilansir Bitcoin.com News, menurut CEO Bitriver, Igor Runets, Amerika Serikat juga memimpin dalam hal pangsa global hashrate. Pertumbuhan pasar Amerika Serikat melambat akibat kenaikan tarif listrik, pengurangan profitabilitas penambangan, dan penghapusan insentif pajak di beberapa daerah.
Menurut Alexander Brazhnikov, kepala Asosiasi Cryptoeconomics, Artificial Intelligence dan Blockchain (Racib) Rusia, kapasitas energi sektor penambangan kripto Rusia mungkin lebih tinggi dari yang dilaporkan. Ia mengatakan bahwa Rusia menggunakan sekitar 800.000 penambang ASIC, dengan daya gabungan yang melebihi 2,5 GW.
Meskipun industri penambangan di Rusia berkembang pesat berkat sumber daya energi yang murah dan iklim yang sejuk di wilayah seperti Irkutsk, masa depannya masih belum jelas dalam ketidakpastian regulasi. Sebuah RUU yang dirancang untuk mengenalkan aturan bagi bisnis penambangan masih harus disahkan oleh parlemen di Moskow.