Susi Pudjiastuti Serukan Berhenti Gunakan Sedotan Plastik dalam Memori Hari Ini, 16 November 2018

JAKARTA - Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 16 November 2018, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk berhenti gunakan sedotan plastik. Seruan itu diungkap karena sedotan dapat mengganggu dan merusak ekosistem di laut.

Sebelumnya, gerakan anti sedotan plastik mulai mengemuka di Indonesia. Banyak di antara pebisnis makanan dan minuman tak lagi menggunakan sedotan plastik. Mereka sudah gerah dengan hewan-hewan laut yang terganggu kehidupannya gara-gara sedotan.

Limbah sedotan plastik kian mengancam perairan global. Kondisi itu diperlihatkan dengan banyaknya hewan laut yang jadi korban dari sedotan plastik – bahkan mati. Akibatnya, laut tak lagi jadi rumah yang menyenangkan bagi penghuninya.

Lautan bisa sewaktu-waktu jadi ancaman. Semua itu jika aktivitas menggunakan sedotan plastik di restoran hingga minuman kemasan terus belanjut. Ekosistem laut jadi rusak. Manusia pun tak lagi dapat menikmati keindahan bawah laut.

Kondisi itu tak dapat dibiarkan. Banyak di antara komunitas peduli lingkungan mulai menyerukan untuk menghentikan penggunakan sedotan plastik. Aktivis hingga kalangan selebritis mulai bersuara. Mereka ingin lautan Indonesia bebas dari sedotan plastik.

Menteri KKP Susi Pudjiastuti kala memimpin pawai tolak plastik sekali pakai di Bunderan HI, Jakarta pada 2019 | ANTARA

Deru keinginan terhindar dari sampah sedotan plastik pun muncul dari usaha kecil hingga besar bisnis makaman dan minuman. Mereka dengan kesadaran tinggi tak lagi menyediakan sedotan plastik. Ada yang menyediakan alternatif pengganti sedotan.

Ada pula yang tak menyediakan sama sekali. Alhasil, minuman tinggal teguk saja. Langkah itu dianggap kontribusi sederhana mereka untuk peduli lingkungan hidup bawah laut.

Gerakan melawan sampah sedotan plastik kian hari makin besar. Kondisi itu pun mengindikasikan bahwa ekosistem laut di Indonesia sedang tak baik-baik saja.

"Tahun 2015-2016 itu sudah banyak yang peduli soal limbah plastik dari kantong kresek atau botol air minum dalam kemasan, ada gerakan ini itu, tapi saya lihat untuk limbah sedotan plastik yang bikin kami para pecinta pantai dan diving sangat risih itu belum ada. Padahal sampah sedotan plastik dimana-mana.”

"Semua bisa terlibat karena caranya sesederhana bilang saya tidak mau pakai sedotan plastik. Sama seperti bilang saya gak pakai sambal atau yang lain. Alternatifnya mereka bisa pakai sedotan pakai ulang atau cara tradisional langsung saja minum dari gelas," ujar Swietenia Puspa Lestari dari komunitas Divers Clean Action sebagaimana dikutip laman detik.com, 19 September 2018.

Gelora sampah sedotan plastik yang mengotori lautan pun sampai ke telinga pemangku kekuasaan. Menteri KPP, Susi Pudjiastuti pun tak mau ketinggalan. Tokoh yang dikenal bernyali melawan kapal-kapal asing ilegal pencuri ikan itu ikut prihatin dengan sedotan plastik di lautan.

Keprihatinan itu diungkapnya pada 16 November 2018. Susi mengunggah sebuah video lewat akun Twitter/X yang menegaskan bahwa sedotan plastik dapat merusak eksosistem laut dan keberlangsungkan hidup hewan laut.

Ia mengimbau rakyat Indonesia supaya berhenti menggunakan sedotan plastik. Langkah itu dianggap Susi dapat membantu keberlangsung hidup hewan dan nelayan. Alhasil, ikan jadi melimpah karena tak sampah sedotan plastik tak lagi mengotori lingkungan hidup laut.

"Stop penggunaan sedotan plastik. Menjadi sampah di laut dan menyakitkan kesayangan kita," bunyi kicauan Susi lewat akun Tiwtter/X @susipudjiastuti, 16 November 2018.