Menlu Araghchi: Iran Terbuka untuk Negosiasi dan Kolaborasi Nuklir, Tapi Tidak di Bawah Tekanan

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan, Iran bersedia terlibat dalam negosiasi nuklir sesuai dengan perjanjian sebelumnya, tetapi menekankan tingkat kerja sama akan bergantung pada komitmen pihak-pihak lain yang terlibat dan tanpa tekanan.

Menlu Araghchi menyampaikan pernyataan tersebut setelah pertemuan dengan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi di Teheran Hari Kamis.

Menggambarkan pembicaraannya dengan Grossi sebagai konstruktif, diplomat tertinggi Iran itu mengatakan, Teheran siap melanjutkan kerja sama dengan IAEA, bergantung pada komitmen dan kolaborasi pihak lain.

"Kami terlibat dalam diskusi yang konstruktif, mengklarifikasi jalur kerja sama kami dengan badan tersebut untuk tahun mendatang, yang sangat penting bagi masalah nuklir Iran," jelas Menlu Araghchi, melansir IRNA 14 November.

"Saya memberi tahu Grossi, Iran terbuka untuk negosiasi dan kolaborasi nuklir sesuai dengan perjanjian sebelumnya, tetapi sejauh mana kerja sama ini akan bergantung pada keseriusan pihak-pihak lain," lanjutnya.

Iran telah menjunjung tinggi komitmen JCPOA-nya dengan itikad baik, sementara pihak lain menarik diri dari perjanjian tersebut, kata Menlu Araghchi.

Menurut Menlu Araghchi, negosiasi Iran bertujuan untuk membangun pendekatan baru guna meredakan ketegangan dengan badan tersebut dan pihak lain, ia lebih lanjut mencatat.

Lebih jauh dia mengatakan, harapan diskusi baru-baru ini akan membantu meredakan ketegangan dan mencapai solusi yang wajar sebelum situasi meningkat.

Menanggapi apakah dasar pernyataan bersama yang dikeluarkan selama kunjungan Grossi ke Teheran pada tanggal 4 Maret 2023, tetap tidak berubah atau jika pemahaman baru diperkenalkan, ia menyatakan kerja sama kami berakar pada pemahaman yang dibuat selama kunjungan saat ini, sementara juga mempertimbangkan perjanjian sebelumnya.

Ia menggarisbawahi, arah utama kolaborasi akan dipandu oleh IAEA dan Organisasi Energi Atom Iran, dengan langkah-langkah teknis yang disepakati di sana dan konsensus politik untuk memulai jalur baru.

Menlu Araghchi menekankan, satu-satunya solusi yang layak untuk masalah yang ada adalah melalui negosiasi, terutama mengingat konteks regional dan global, termasuk kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.

Pendekatan konfrontatif telah dicoba sebelumnya, tidak menghasilkan hasil positif, katanya, seraya menambahkan konfrontasi tidak produktif bagi semua pihak.

"Kita harus mengupayakan kerja sama, dan kita siap untuk berkolaborasi. Kami berharap pihak lain akan mengadopsi strategi yang bijaksana," lanjutnya.

Grossi tiba di Teheran pada Rabu malam dan disambut oleh Behrouz Kamalvandi, Juru Bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI).

Setelah pertemuannya dengan Grossi, Menlui Araghchi dalam unggahan di media sosial X menekankan komitmen Iran terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan kerja samanya yang berkelanjutan dengan IAEA.

"Sebagai anggota NPT yang berkomitmen, kami melanjutkan kerja sama penuh kami dengan IAEA. Perbedaan dapat diselesaikan melalui kerja sama dan dialog. Kami sepakat untuk melanjutkan dengan keberanian dan niat baik," katanya.

Diplomat tinggi Iran itu menunjukkan, Teheran tidak pernah meninggalkan meja perundingan mengenai program nuklir damainya, yang menandakan kesiapan untuk terlibat dalam diskusi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan.

"Bola ada di tangan Uni Eropa/E3,| katanya, namun menambahkan bahwa Iran "TIDAK siap untuk bernegosiasi di bawah tekanan dan intimidasi."